Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kepala Badan SAR Nasional, Marsekal Madya M Syaugi, tentang Evakuasi Korban Gempa Sulawesi Tengah

"Tidak Ada Daerah yang Terisolasi, Kami Bisa Menjangkau Semua"

Foto : ANTARA/Puspa Perwitasari
A   A   A   Pengaturan Font

Selain itu, sebanyak 799 orang mengalami luka berat. Mereka tengah dirawat di rumah sakit. Para korban meninggal tersebut diketahui berasal dari Kota Palu, Kabupaten Donggala, Parigi Moutong, dan Sigi.

Dalam rapat terbatas, Presiden Joko Widodo menekankan empat prioritas utama dalam penanganan pasca-terjadinya gempa bumi dan tsunami di Provinsi Sulawesi Tengah. Salah satunya adalah evakuasi dan pencarian terhadap korban yang diperkirakan masih selamat.

Presiden menginstruksikan Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya M Syaugi untuk menambah personelnya yang dibantu oleh prajurit TNI dan Polri. Dengan demikian, bisa menjangkau lebih banyak daerah terdampak, seperti Donggala, Sigi, Parigi, dan Moutong.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang upaya evakuasi dan pencarian korban bencana di Sulawesi Tengah, berikut keterangan dari Kepala Badan SAR Nasional, Muhammad Syaugi, di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa (2/10).

Bagaimana proses evakuasi dan pencarian terhadap korban saat ini di daerah terdampak gempa dan tsunami di Sulteng?

Tim kami bersama TNI/Polri terus mengevakuasi korban bencana di Sulawesi Tengah, terutama di daerah-daerah pelosok yang jauh dari kota. Kami sudah terbangkan helikopter ke sana, karena banyak daerah-daerah yang kita tidak tahu di mana ada korban yang tidak terlaporkan. Karena mungkin masyarakat hanya melaporkan di sekitarnya saja sehingga kita tidak tahu di luar itu bagaimana.

Sampai saat ini sudah berapa korban yang berhasil dievakuasi?

Berdasarkan penyisiran tim di daerah-daerah pelosok itu, korban yang bisa dievakuasi sebanyak sembilan orang lagi pada pukul 10.00 WIB pagi. Kalau Senin kemarin 38 orang kita evakuasi.

Akses ke sejumlah permukiman di pelosok daerah terdampak bencana itu sebenarnya tidak terputus alias dapat diakses. Tim SAR bisa masuk ke sana dengan relatif mudah.

Enggak ada yang disebut terisolasi ya. Kami sudah bisa menjangkau semua. Hanya ini masalah waktu saja. Namun, akses itu cukup sulit untuk dilewati oleh alat berat. Oleh karena itu, para personel yang dikerahkan Basarnas masih menunggu ada fasilitas yang bisa membawa alat berat ke daerah-daerah pelosok tersebut.

Jadi, tidak mudah untuk langsung menuju ke titik yang ingin dievakuasi. Inilah ya yang menjadi kesulitan kami.

Apa kendala dan kesulitan yang dihadapi pascagempa?

Salah satu kesulitan lainnya adalah gempa susulan yang masih sering terjadi. Gempa susulan itu membuat struktur reruntuhan di mana dideteksi terdapat korban menjadi berubah. Hal itu tentu menyulitkan evakuasi. Petugas harus berhati-hati.

fadholi/P-4


Redaktur : Khairil Huda

Komentar

Komentar
()

Top