Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Operasi Moneter

The Fed Rem Agresivitas tetapi Tetap Fokuskan Inflasi

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed mengubah arah kebijakan moneter dari semula agresif atau hawkish menjadi lebih moderat alias dovish. Indikasi tersebut terlihat dari hasil risalah rapat dewan kebijakan the Fed pada pertengahan Desember lalu.

Semua pejabat di pertemuan kebijakan the Fed pada 13-14 Desember lalu sepakat bank sentral AS harus memperlambat laju kenaikan suku bunga yang agresif. Hal itu memungkinkan mereka untuk terus meningkatkan biaya kredit untuk mengendalikan inflasi, tetapi secara bertahap guna membatasi risiko terhadap pertumbuhan ekonomi.

Risalah pertemuan, yang dirilis Rabu (4/1) waktu Wasshington DC. AS atau Kamis (5/1) WIB, menunjukkan pembuat kebijakan masih fokus pada pengendalian laju inflasi yang mengancam. Sebab, laju inflasi diperkirakan lebih panas dari yang diantisipasi.

The Fed khawatir pasar salah persepsi mengenai komitmen bank sentral dalam memerangi inflasi melemah. Meski demikian, para pejabat mengakui telah membuat kemajuan signifikan selama setahun terakhir dalam menaikkan suku bunga yang cukup efektif menurunkan inflasi.

Baca Juga :
Intervensi Pasar

Alhasil, bank sentral kini perlu menyeimbangkan kebijakannya melawan kenaikan harga dengan risiko memperlambat ekonomi. "Sebagian besar peserta menekankan perlunya mempertahankan fleksibilitas dan opsionalitas ketika memindahkan kebijakan ke sikap yang lebih ketat," kata risalah the Fed.

Kenaikan Berlanjut

Dalam risalah tersebut, para pejabat menginginkan kenaikan kembali suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) dalam pertemuan 31 Januari-1 Februari mendatang. Namun, mereka tak menutup kemungkinan untuk mendorong kenaikan Fed Fund Rate (FFR) kembali agresif lagi jika inflasi tinggi terus berlanjut.

Risalah sebetulnya memberikan penjelasan bahwa keputusan untuk menaikkan suku bunga yang lebih kecil tidak boleh ditafsirkan oleh investor atau publik pada umumnya sebagai pelemahan komitmen the Fed untuk membawa inflasi kembali ke target 2,0 persen.

"Peserta menegaskan kembali komitmen kuat mereka untuk mengembalikan inflasi ke target 2,0 persen (Komite Pasar Terbuka Federal)," kata risalah tersebut.

Pejabat Fed pada Desember 2022 memproyeksikan suku bunga itu, saat ini dalam kisaran 4,25-4,50 persen, akan naik menjadi lebih dari 5,0 persen pada akhir 2023 dan kemungkinan akan tetap di sana untuk beberapa waktu.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top