Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebijakan Moneter

The Fed Mulai Ikuti Kehendak Trump

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve yang semakin lunak atau dovish dengan mengumumkan suku bunga acuan tetap di kisaran 2,25-2,5 persen mengindikasikan mulai mengikuti keinginan Presiden Donald Trump.

Selain itu, Fed juga akan bersikap sabar dalam menentukan kenaikan suku bunga ke depan. Bahkan, ada kemungkinan di tahun ini suku bunga acuan AS tidak naik. The Fed juga n siap melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk menuntaskan proses normalisasi neraca AS sesuai dengan perkembangan ekonomi dan keuangan.

Seperti diketahui, dalam beberapa kesempatan, Presiden Donald Trump meminta The Fed untuk tidak menaikkan suku bunganya. Trump menilai kenaikan suku bunga AS merupakan suatu kesalahan. Trump juga menilai kenaikan suku bunga akan menahan laju ekonomi AS dan membuat pasar menjadi tidak likuid.

Sementara itu, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan keputusan menahan bunga acuan tidak disebabkan perubahan data yang mencolok. "Tapi fakta arus silang yang intensif menunjukkan risiko hasil yang kurang menguntungkan," katanya seperti dikutip sejumlah media, Kamis (31/1).

Penjelasan The Fed itu dinilai bisa mempengaruhi pemerintahan Trump. Sebab, penjelasan itu bukan soal rebound investasi, produktivitas tinggi, atau pertumbuhan yang melonjak, tetapi kepercayaan yang menurun yang dapat menyebabkan pemulihan ekonomi terganggu. Sebagian besar risiko itu disebabkab oleh tindakan Trump sendiri.

Serupa dengan empat kali kenaikan suku bunga The Fed tahun lalu yang merupakan dampak pertumbuhan yang lebih baik dari perkiraan, dengan dukungan dari beberapa kebijakan Trump. Namun perubahan kebijakan The Fed pekan ini adalah pertanda hari-hari terbaik Trumponomics akan berakhir.

Akan Melambat

Sementara itu, ekonom senior Societe Generale, Omair Sharif, memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS akan melambat menjadi sekitar 2 persen dan risiko terakumulasi. "Kita tidak dalam posisi yang baik untuk mengalami kejutan," paparnya."

Menurut Sharif, mengadakan jeda dalam kenaikan suku bunga adalah cara tepat untuk mendapatkan kepercayan. "Pada dasarnya keputusan itu untuk menjaga kebijakan moneter lebih longgar dari yang diantisipasi dengan harapan mengurangi beberapa risiko tersebut," katanya.

Dia menambahkan, langkah itu akan terbukti berguna dalam beberapa bulan ke depan. Sejak awal, The Fed dan para ekonom di luar pemerintahan telah merasa kebijakan pajak Trump dan pengeluaran akan memberikan dorongan ekonomi jangka pendek, yang makin lama akan semakin berkurang.

Sedangkan risiko yang dapat terjadi saat ini adalah himpitan ekonomi lain yang makin intensif, dibayangi pembicaraan perdagangan AS-Tiongkok, tarik ulur Brexit, serta konflik pendanaan pemerintahan.AFP/Ant/SB/AR-2

Penulis : AFP, Antara, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top