Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

The Fed Diperkirakan Naikkan Suku Bunga Lagi, Rupiah Kembali Tertekan

Foto : ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

Pekerja menunjukkan uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (18/8) pagi melemah usai dirilisnya notulen rapat bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed).

Rupiah pagi ini melemah 18 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp14.786 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.768 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah mungkin bisa tertekan lagi terhadap dolar AS hari ini karena sentimen The Fed," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Kamis (18/8).

Ariston menyampaikan notulen rapat The Fed yang dirilis dini hari tadi mengungkapkan keinginan bank sentral untuk melihat inflasi AS turun secara signifikan.

Menurut Ariston, hal itu berarti The Fed masih akan mendorong kebijakan kenaikan suku bunga acuannya ke depan.

"Indikasi ini bisa mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya termasuk rupiah hari ini," ujar Ariston.

Selain itu perlambatan ekonomi Tiongkok sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua karena lockdownakibat pandemi Covid-19, sebagaimana rilis data ekonomi Tiongkok pada awal pekan lalu, juga dinilai bisa menjadi sentimen negatif ke pasar.

"Di sisi lain penurunan harga minyak mentah dunia mungkin bisa menjadi katalis positif untuk rupiah," kata Ariston.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah akan melemah ke kisaran level Rp14.800 per dolar AS dan level support Rp14.740 per dolar AS.

Pada Selasa (16/8) rupiah ditutup melemah 26 poin atau 0,18 persen ke posisi Rp14.768 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.742 per dolar AS.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top