Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Terorisme I Perkuat Wawasan Kebangsaan Antisipasi Radikalisme

Tersangka Teroris di Batu Terpapar Propaganda

Foto : antara
A   A   A   Pengaturan Font

Polri mengungkapkan tersangka teroris di Batu telah terpapar propaganda Daulah Islamiyah yang berinteraksi dengan media sosial.

JAKARTA - Densus 88 Antiteror Polri mengungkapkan kronologi bagaimana tersangka terorisme di Batu, Jawa Timur, yang berinisial HOK (19) terpapar propaganda Daulah Islamiyah hingga berencana melakukan bom bunuh diri.

Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol. Aswin Siregar menjelaskan bahwa proses itu terjadi dalam kurun waktu 6-7 bulan. Tersangka HOK pertama kali berinteraksi dengan media sosial yang berkaitan dengan Daulah Islamiyah yang terafiliasi dengan ISIS pada bulan November 2023.

"Prosesnya sangat cepat. Yang bersangkutan (HOK) bergabung dengan salah satu grup. Di grup tersebut terjadi interaksi antara tersangka dan seseorang, lalu yang bersangkutan ditawarkan untuk ikut lagi ke grup sosial media yang lebih spesifik, bahkan itu berbayar. Yang bersangkutan membayar dengan uang jajannya," kata Aswin Siregar di Jakarta, Senin (5/8).

Di dalam grup tersebut, lanjut dia, tersangka HOK mendapatkan banyak video terkait dengan propaganda ISIS seperti video eksekusi, peperangan ISIS, serta video tentang baiat. "Ada video penjelasan bagaimana tindakan-tindakan ataupun aktivitas oleh ISIS itu sudah sesuai dengan syariat Islam," kata dia. Tersangka HOK yang masih penasaran lantas bergabung ke dalam grup Telegram kelompok-kelompok radikal lintas negara.

Kombes Pol. Aswin Siregar menyebut tersangka bergabung ke dalam dua kanal yang berisi propaganda. "Berisi tentang penjelasan bahwa pemerintah yang tidak menerapkan hukum Islam itu harus diperangi, syirik demokrasi, teks dan video baiat amir ISIS, video latihan perang Daulah Islamiyah, tutorial cara menggunakan bahan-bahan peledak, seri-seri tauhid dalam versi Daulah Islamiyah, serta beberapa musik atau lagu yang berisi propaganda," ujarnya.

Dalam kurun waktu April hingga Mei 2024, tersangka HOK mulai melakukan pembelian bahan-bahan untuk pembuatan peledak sesuai dengan tutorial. Bahkan, lanjut dia, tersangka pernah mencoba membuat ledakan di dalam kamar pribadinya. Akan tetapi, ketika orang tuanya bertanya, tersangka mengaku ledakan itu berasal dari petasan.

Ia mengatakan bahwa pihaknya tengah mendalami bagaimana perekrutan yang terjadi di dalam grup media sosial tersebut hingga akhirnya tersangka memiliki keinginan untuk melakukan bom bunuh diri.

Sebelumnya, HOK berencana melakukan bom bunuh diri dengan sasaran tempat ibadah di Batu, Jawa Timur. Dia ditangkap di Jalan Langsep, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, Malang, Rabu (31/7).

Tim Densus dan Polda Jawa Timur melakukan penggeledahan dan penyisiran rumah kontrakan milik pelaku di kompleks Perumahan Bunga Tanjung, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Malang, Kamis (1/8).

Dari penggeledahan, kepolisian menemukan beberapa barang bukti, yakni satu botol cairan bahan peledak yang berdaya ledak tinggi, satu ketapel, dan sebuah stoples berisi gotri atau bola logam kecil.

Moderasi Beragama

Sebelumnya, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta Pemerintah memperkuat edukasi mengenai wawasan kebangsaan hingga penguatan nilai moderasi beragama dalam mengantisipasi radikalisme di Tanah Air.

"Meminta dukungan dari pemerintah untuk Densus 88 Antiteror Polri dalam mengatasi dan mengantisipasi isu-isu radikalisme dan terorisme di Tanah Air, salah satunya dengan memperkuat edukasi mengenai wawasan kebangsaan dan idealisme atau cinta Tanah Air, serta penguatan nilai-nilai moderasi dalam beragama," kata Bamsoet dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis lalu.

Hal itu disampaikannya merespons Tim Densus Densus 88 Antiteror Polri yang menangkap tiga terduga teroris di Kota Batu, Jawa Timur, Rabu (31/7) malam. "Mengingat, terduga teroris yang diamankan tersebut masih berstatus pelajar," ucapnya.

Terkait hal tersebut, Bamsot meminta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Badan Intelijen Negara (BIN) bersama aparat kepolisian terus bekerja dan menjaga kelompok-kelompok yang rentan terpapar paham radikalisme. "Sehingga dapat diberikan atensi khusus oleh aparat guna mencegah berkembangnya pemahaman tersebut," katanya.

Dia pun meminta BNPT, BIN, dan Densus 88 Antiteror Polri untuk menelusuri motif hingga jaringan simpatisan Daulah Islamiyah yang hendak melancarkan aksi teror tersebut. n Ant/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top