Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Terpengaruh Kenaikan "Yield" Obligasi AS

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Rupiah berpotensi kembali tertekan pada akhir pekan ini. Pelemahan tersebut masih dipengaruhi kenaikan imbal hasil atau yield obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS).

"Yield obligasi pemerintah AS menguat pasca pengumuman tapering. Ini yang mendorong penguatan dollar terhadap nilai tukar sepanjang hari ini. Yield tenor 10 tahun sempat menyentuh kembali 1,6 persen," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Kamis (4/11).

The Fed menyatakan akan mulai melakukan pengurangan stimulus pada November ini dan kemungkinan tidak memerlukan kenaikan suku bunga yang cepat.

Bank sentral AS itu mengumumkan pemotongan bulanan 15 miliar dollar AS menjadi 120 miliar dollar AS dalam pembelian bulanan obligasi pemerintah dan sekuritas yang didukung hipotek, tetapi tidak banyak memberi sinyal kapan mungkin bank sentral memulai fase berikutnya dari "normalisasi" kebijakan dengan menaikkan suku bunga.

Baca Juga :
Rupiah Masih Tertekan

Seperti diketahui, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (4/11) sore, ditutup melemah dipicu naiknya imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS pasca pengumuman tapering oleh The Fed. Rupiah sore ini ditutup melemah 53 poin atau 0,37 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.366 rupiah per dollar AS.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top