Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Teroris Terus Mengintip

A   A   A   Pengaturan Font

Manusia-manusia dengan logika bengkok seperti teroris terus saja mengancam kehidupan bangsa Indonesia. Dengan paham bengkok mereka menebar teror, mengebom, sampai membunuh orang-orang tak berdosa. Apa pun paham bengkok mereka sama sekali tidak dapat dibenarkan dan merupakan manusia sesat.

Anehnya, ada saja masyarakat yang menerima, mendukung, dan menampung para teroris tersebut. Hal itu terbukti dengan kemunculan para teroris yang ditangkap di Bekasi beberapa hari lalu. Densus 88 Antiteror menangkap dua teroris dalam penggerebekan di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Yang ditangkap dikatakan sebagai anggota kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Lampung.

Betapa mengerikan dampak dan korban akibat pengeboman yang dilakukan para teroris. Masih terngiang di telinga kita akan kekejaman dan kejahatan pengeboman teroris di Sri Lanka yang membabi-buta meledakkan diri di dalam gereja, sehingga ratusan umat Katolik yang tengah Misa Kudus menjadi korban kebejatan moral mereka. Betapa besar dosa teroris yang mengebom orang-orang yang tengah khusuk di dalam rumah Tuhan.

Paham teroris global terus saja berkembang, meski berbagai upaya untuk mengejar dan membasmi tak henti-hentinya dilakukan. Ini menandakan bahwa cuci otak dari teroris ke calon teroris berjalan sangat baik, termasuk di Indonesia. Kondisi tersebut membuat teroris di Indonesia tetap juga masih hidup. Aparat harus lebih keras lagi dan menyeluruh dalam membasmi teroris. Jangan ada ruang bagi teroris.

Para pendukung teroris juga harus dihukum berat karena dari merekalah para teroris bisa tetap menjalankan niat kejam, keji, dan mematikan. Para teroris yang ditangkap di Bekasi memiliki target khusus, terutama anggota polisi. Mereka melakukan balas dendam karena rekan-rekan diburu Tim Densus 88 Antiteror.

Hal ini ditegaskan Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, kelompok tersebut akan melakukan amaliah dengan sasaran anggota Polri saat Pemilu. Ketiga teroris ditangkap di waktu berbeda. Dua ditangkap di Bekasi dan satu di Tegal, Jawa Tengah. Setelah itu, aparat masih menangkap beberapa lagi.

Secara keseluruhan akhir pekan lalu ada enam terduga teroris. Mereka berada di bawah kendali SL yang juga ikut tertangkap. Kelompok ini memperlihatkan bahwa jaringan mereka tetap berjalan baik. Sebab, aparat sudah memonitor gerak-gerik mereka sejak 2014. Mereka menyatakan baiat kepada kelompok JAD Indonesia bernama Oman Abdurrahman.

Jadi, dengan penangkapan tersebut, harus membuat masyarakat di lingkaran terbawah seperti tingkat RT tetap waspada. Masyarakat harus ikut menjadi "mata-mata" aparat. Jika ada pendatang baru yang mencari kontrakan perlu benar-benar dirunut jejak ke belakangnya. Sebab biasanya para teroris mengontrak sebelum beraksi di suatu kota.

Kelompok SL ini juga sudah beraksi pada bom Thamrin Jakarta awal Januari 2016 dan terlibat dalam kerusuhan napi teroris di Mako Brimob Depok yang digerakkan SL. Sekali lagi, jangan lengah, teroris masih bergentayangan. Mereka menunggu kelengahan aparat dan masyarakat, lalu beraksi.

Untuk itu, masyarakat bersama aparat tak boleh lengah bahwa teroris sangat mungkin tak jauh dari sekitar tempat tinggal kita. Mereka biasa tampil ramah untuk menutupi niat kejam. Ada juga yang tidak bergaul dan biasanya pekerjaannya tidak jelas. Maka, kita harus waspada karena teroris terus mengintip untuk menyerang orang-orang tak berdosa.

Komentar

Komentar
()

Top