Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Terkoneksi dengan Pelabuhan Pintar

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Di masa depan, kapal otonom (autonomous ship) dengan beberapa kelebihannya sepertinya akan berkembang dengan pesat. Saat ini saja beberapa perusahaan teknologi telah mengembangkan di bidang ini seperti General Electric, DNV GL, Rolls-Royce Holding PLC, Kongsberg Gruppen AS, NYK Line, Mitsui E&S Holdings Co Ltd, Wartsila Corporation, DSME Co., Ltd., Vigor Industrial LLC, dan Praxis Automation Technology Praxis B.V.
Business Wire melaporkan, pada 2025 pasar kapal otonom akan mencapai 9,24 miliar dollar AS atau 132 triliun rupiah pada 2025 dengan pertumbuhan majemuk (CAGR) sebesar 9 persen. Angka ini didorong oleh meningkatnya kecelakaan laut yang disebabkan oleh kesalahan manusia.
Dampak dari human error itu menyebabkan kerugian finansial tinggi yang diperkirakan akan menjadi pendorong utama pertumbuhan pasar kapal otonom. Kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan manusia membuat kapal otonom tersebut diandalkan untuk mengurangi kecelakaan.
Senior Press Manager Research and Markets, Laura Wood, mengatakan meningkatnya ancaman keamanan siber dan privasi akan membatasi pertumbuhan pasar kapal otonom selama periode perkiraan.
"Kemajuan dalam teknologi dan adopsi kecerdasan buatan (AI), sistem mobilitas, dan internet of things (IoT) menciptakan peluang keamanan siber dan ancaman data yang lebih tinggi yang merupakan tantangan utama bagi industri kapal otonom," ujar dia.
Menurut jurnal Association for Computing Machinery (ACM), keamanan siber kapal otonom, adalah masalah serius. Terlepas dari bentuk dan tingkat otonomi kapal, karena ketergantungannya pada TIK dalam mengendalikan kapal, aksesibilitas sistem ke internet, dan peningkatan konektivitas sistem kontrol kapal ke sistem pemantauan darat cukup rawan dari serangan.
Dengan meningkatnya ancaman untuk keamanan siber dan privasi maka kapal otonom yang tercakup dalam laporan ini tersegmentasi dari semi otonomi menjadi sepenuhnya otonom.
Perusahaan-perusahaan besar melakukan berbagai inisiatif strategis seperti pengembangan kapal otonom penuh, yang kemungkinan besar akan menjadi tren utama yang mendorong pertumbuhan industri kapal otonom.
Menurut berita Offshore Energy yang diterbitkan pada Desember 2018, Rolls Royce, sebuah perusahaan teknologi, dan Finferries, operator feri milik negara, mendemonstrasikan feri otonom penuh pertama di dunia di kepulauan selatan Kota Turku, Finlandia.
Roll Royce menggunakan kombinasi teknologi intelijen kapal miliknya untuk menavigasi secara mandiri selama perjalanannya antara Paraninen dan Nauvo. Pengembangan sepenuhnya otonom adalah tren utama yang diantisipasi untuk memberikan peluang pertumbuhan ke pasar.
Pada Mei 2018, Wartsila Corporation, grup teknologi mengumumkan akuisisi Transas, sebuah perusahaan yang berbasis di Inggris dengan nilai 257,8 juta dollar AS atau 3,8 triliun rupiah. Akuisisi ini merupakan bagian dari upaya Wartsila Corporation untuk memperluas visi ekosistem laut cerdas perusahaan.
Transas yang didirikan pada 1990 dan merupakan penyedia solusi operasi kapal & armada yang mencakup akses ke informasi untuk informasi seketika (real-time), data digital dan layanan grafik elektronik, dan infrastruktur ruang kendali kapal. Nantinya kapal otonom yang dikembangkan perusahaan-perusahaan tersebut sebagai bagian dari ekosistem laut pintar. Ekosistem ini akan menghubungkan kapal dengan pelabuhan pintar.
"Tujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan penggunaan sumber daya guna mengurangi risiko dan dampak terhadap lingkungan dengan meningkatkan keamanan dan keselamatan," tulis Business Wire. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top