Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Fluktuasi Harga - BI Prediksi Februari Bakal Deflasi 0,07 Persen

Tekanan Inflasi Kian Mengendur

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Di sejumlah negara maju, seperti Jepang dan Amerika Serikat (AS), deflasi justru menjadi indikasi bahwa daya beli masyarakat tengah turun. Kondisi tersebut justru menjadi perhatian serius bagi para pembuat kebijakan karena berimbas buruk pada kinerja pertumbuhan ekonomi.

Di sektor riil, deflasi akan membuat konsumen cenderung menahan diri untuk melakukan belanja dengan berharap ada penurunan lebih lanjut ke depan. Di sisi lain, penurunan konsumsi tersebut tentunya akan membuat perusahaan mengurangi kapasitas produksinya.

Kondisi tersebut secara langsung dinilai bisa berdampak pada upaya rasionalisasi guna menekan biaya operasional sehingga berimbas pada pengurangan karyawan yang pada akhirnya berdampak pada penurunan konsumsi. Padahal, konsumsi selama ini menjadi penggerak utama kedua negara tersebut.

Namun, Peneliti Center for Indonesian Policy Studies, Assyifa Szami Ilman, mempunyai pandangan lain terkait dampak deflasi bagi perekonomian. Menurutnya, deflasi yang diprediksikan Bank Indonesia (BI) pada Februari 2019 sebesar 0,07 persen, akan berdampak positif karena bisa meningkatkan daya beli masyarakat.

"Beberapa harga komoditas menurun. Hal ini diharapkan dapat membantu memperkuat daya beli masyarakat," katanya, di Jakarta, Senin (25/2). Menurut Assyifa, tingkat deflasi tersebut menunjukkan kondisi perekonomian yang relatif stabil. Dengan demikian, lanjutnya, maka akan membantu pelaku ekonomi seperti menyesuaikan pengeluaran bulanannya.

"Hal ini (deflasi) dapat membantu masyarakat untuk mempertahankan pola konsumsinya, mengingat harga komoditas, seperti beras, jagung, dan lainnya cenderung memiliki tren harga yang meningkat sebelum masuknya masa panen," jelas Ilman.

Dia menambahkan, deflasi pada Februari 2019 ini juga tidak membahayakan wirausahawan karena angkanya yang relatif kecil dan secara tahunan atau year on year (yoy), angka inflasi masih 2,58 persen.

Hasil SPH

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memperkirakan terjadi deflasi pada Februari 2019 sebesar 0,07 persen secara bulanan atau month to month (mtm) karena terutama dipicu penurunan beberapa harga komoditas pangan dan bahan bakar minyak nonsubsidi.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, di Jakarta, Jumat (22/2/2019), mengungkapkan hal tersebut berdasarkan survei pemantauan harga (SPH) yang dilakukan 46 kantor perwakilan BI hingga pekan ketiga Februari 2019. "Sebagaimana kita ketahui, pada Januari inflasi 0,32 persen, bulan ini kita bakalan deflasi 0,07 persen," ujarnya.

Perry menambahkan, jika perkiraaan bank sentral tepat, pada bulan kedua tahun ini inflasi yoy akan berkisar di 2,58 persen atau mendekati batas bawah sasaran target inflasi 2,5-4,5 persen yoy. Seperti diketahui, tekanan inflasi relatif mengendur memasuki 2019 setelah sempat menguat pada akhir tahun lalu.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan inflasi pada Januari 2019 tercatat sebesar 0,32 persen dibandingkan bulan sebelumnya, lebih rendah dibandingkan capaian pada Desember 2018 sebesar 0,62 persen.

mad/Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top