Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Prospek 2023 | Ketidakpastian Global Bakal Turun setelah The Fed Hentikan Kenaikan Bunga Acuan

Target Kurs Rupiah Berpotensi Meleset

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi tertekan tahun depan hingga kembali melampaui asumsi yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023. Ketidakpastian tinggi dari kondisi perekonomian global tahun depan turut berdampak terhadap kinerja rupiah.

Tahun ini, rupiah berpotensi melemah hingga melampaui target yang dicanangkan pemerintah dalam APBN 2022. Kurs rupiah terhadap dollar AS pada 2022 diperkirakan berada di level 15.200 rupiah per dollar AS atau meleset dari asumsi di APBN 2022 sebesar 14.350 rupiah per dollar AS.

Melesetnya kurs rupiah dari target tersebut diperkirakan kembali terulang tahun depan yang dibayangi risiko resesi sejumlah negara maju, termasuk Amerika Serikat (AS). Head of Macroeconomic & Financial Research Bank Mandiri, Dian Ayu Yustina, memproyeksikan nilai tukar rupiah tahun depan berkisar 15.000-15.200 rupiah per dollar AS. Angka tersebut di atas asumsi yang tertuang dalam APBN 2023 sebesar 14.800 rupiah per dollar AS.

"Faktor ketidakpastian yang masih tinggi. Kalau surplus neraca dagang lebih rendah, rupiah berpotensi melemah," katanya dalam Mandiri Economic Outlook Kuartal IV 2022 yang dipantau di Jakarta, Selasa (20/12).

Hanya saja, pada akhir 2022 ini terdapat capital inflow atau aliran modal asing masuk ke obligasi Indonesia yang akan memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. "Jadi, kalau tahun depan, kita perhatikan siklusnya mungkin menuju akhir tahun sentimen akan membaik dengan berbagai faktor ekonomi global, seperti inflasi dan suku bunga acuan yang terkendali," imbuhnya.

Dengan perbaikan sentimen secara global, investor asing berpotensi lebih banyak masuk ke obligasi Indonesia yang memengaruhi nilai tukar rupiah.

Namun, Bank Indonesia (BI) menunjukkan sinyalemen optimistis terkait prospek kurs rupiah terhadap dollar AS tahun depan. BI memperkirakan rupiah menguat pada 2023 karena ketidakpastian global menurun setelah bank sentral AS atau the Fed berhenti menaikkan suku bunga acuan pada kuartal I-2023.

"Capital account akan masuk, begitu pula PMA (Penanaman Modal Asing) dan portofolio investasi. Sehingga kami perkirakan nilai tukar rupiah (NTR) ke depan akan cenderung menguat ke arah fundamental," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Seminar Outlook Ekonomi Indonesia 2023 di Jakarta, Rabu (21/12).

Menurutnya, kurs rupiah pada 2022 mengalami pelemahan karena dollar AS menguat terhadap hampir seluruh mata uang dunia dan the Fed menaikkan suku bunga secara agresif.

Potensi "Rebound"

BI juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan berkisar pada 4,5-5,3 persen dan inflasi akan kembali ke bawah 4 persen atau hanya sekitar 3 persen secara tahunan pada 2023.

"Tahun depan, begitu ketidakpastian ekonomi global mereda berbagai faktor akan menguat kembali ke fundamental. Kredit juga akan terus kami dorong hingga tumbuh 11 sampai 12 persen sampai tahun berikutnya," ucapnya.

Untuk itu, BI mengatakan akan terus membuat kebijakan moneter yang mendukung stabilitas sistem keuangan dan melanjutkan sinergi dengan pemerintah untuk menjaga inflasi inti di bawah 4 persen, antara lain melalui insentif untuk sektor pangan.

"Jadi, kami tidak harus merespons dengan menaikkan suku bunga acuan secara berlebihan dan agresif seperti Amerika Serikat dan negara lain," ucapnya.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top