Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Target Emas Terpenuhi

Foto : Koran Jakarta /M. Fachri
A   A   A   Pengaturan Font

Raihan Kevin-Marcus membuat medali emas ganda putra Asian Games tak pernah lepas selama delapan tahun terakhir.

JAKARTA- Tim bulutangkis Indonesia berhasil memenuhi target merebut dua medali emas pada Asian Games 2018. Dua emas diraih Indonesia setelah Jonatan Christie menjadi yang terbaik di nomor tunggal putra dalam laga final di Istora Senayan Jakarta, Selasa (28/8).

Sebelumnya satu emas dipastikan telah menjadi milik Indonesia menyusul all Indonesian final di nomor ganda putra. Pertandingan final ganda putra mempertemukan pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo- Marcus Fernaldi Gideon dengan Fajar Alfian- Muhammad Rian Ardianto. Medali emas ganda putra akhirnya menjadi milik pasangan Kevin-Marcus.

Ganda putra peringkat pertama dunia itu mengatasi perlawanan kompatriotnya dalam pertarungan ketat tiga game.

Pertandingan tersebut berlangsung menarik dan seakan mampu menyihir seluruh suporter yang memadati Istora Senayan untuk duduk di bangku dan fokus memperhatikan duel di tengah lapangan. Sesekali, penonton pun bersorak apabila terjadi reli panjang yang menampilkan kepiawaian kedua ganda dalam mengolah dan menempatkan bola untuk memperoleh poin.

Pertandingan yang cukup menegangkan terjadi pada gim penentuan. Marcus- Kevin yang kini menempati peringkat satu dunia sempat unggul 8-3, namun Fajar-Rian mampu membalik keadaan menjadi unggul 16-12.

Namun, Minions bisa menyamakan kedudukan menjadi 19-19. Fajar-Rian yang memperoleh kesempatan pertama untuk memenangi pertandingan saat match point 20-19, gagal menyelesaikan kesempatan tersebut sehingga dimanfaatkan oleh lawannya untuk membalik kedudukan sehingga unggul 21-20.

Namun, Marcus-Kevin juga gagal menyelesaikan pertandingan dan perolehan poin kembali ketat hingga 22-22.

Pertandingan all Indonesian final di ganda putra sebelumnya terjadi pada Asian Games 1974 di Teheran, Iran. Saat itu Tjun-Tun-Johan Wahyudi berhasil meraih medali emas setelah mengalahkan Christian Hadinata-Ade Chandra.

Raihan Kevin-Marcus membuat medali emas ganda putra di Asian Games tak pernah lepas dari Indonesia selama delapan tahun terakhir. Pada Asian Games Guangzhou 2010, pasangan Markis Kido-Hendra Setiawan berhasil meraih medali emas. Sedangkan di Asian Games Incheon 2014, Hendra berhasil mempertahankan medali emasnya dengan Mohammad Ahsan.

"Regenerasi di ganda putra cukup baik, mungkin sistem latihan pembinaan di klub-klub cukup merata, sudah bagus. Saya dan Aryono (Miranat- Asisten Pelatih Ganda Putra PBSI) di ganda putra hanya meneruskan. Kita sudah punya sistem yang cukup baik sehingga regenerasi di ganda putra berjalan sesuai dengan yang kita harapkan," ujar pelatih ganda putra pelatnas PBSI, Herry IP.

Tiga medali emas lainnya dari kategori perorangan masing-masing diraih wakil Tiongkok dan Taiwan. Tiongkok merebut dua emas melalui ganda campuran dan ganda putri. Sementara emas tunggal putri menjadi milik Taiwan.

Pelajaran Berharga

Sementara pasangan ganda putra Fajar Alfian-Muhammad Rian Ardianto mengaku memperoleh banyak pelajaran berharga dari duel mereka melawan Marcus -Kevin di final. "Ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari pertandingan ini, yaitu bagaimana Marcus- Kevin bisa keluar dari tekanan saat sudah tertinggal dalam pengumpulan poin," kata Fajar.

Menurut pemain kelahiran Bandung 23 tahun lalu itu, Marcus-Kevin atau dijuluki Minions memiliki kelebihan pada fighting spirit sehingga tidak mudah menyerah meskipun tertinggal cukup jauh dalam pengumpulan poin. "Itu yang harus bisa kami tiru ke depannya," kata Fajar.

Hal senada disampaikan Rian yang menyebut bahwa Minions memiliki mental juara yang tidak perlu diragukan lagi karena tidak pernah menyerah meski pengumpulan poin sudah tertinggal. "Dalam kedudukan poin berapapun, mereka tetap memberikan penampilan terbaik, selalu berusaha untuk bermain dengan maksimal," kata Rian. ben/S-1

Penulis : Benny Mudesta Putra

Komentar

Komentar
()

Top