Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tanpa Gelar Champions, Raihan City "Sia-sia"

Foto : Paul ELLIS / AFP

Guardiola Menargetkan Kemenangan di Fnal Liga Cham­pions I Gelandang Manchester City, Jack Grealish (tengah), mengambil bagian dalam sesi latihan tim di tempat latihan Manchester City di Manchester, Inggris, Selasa (6/6), menjelang pertandingan final Liga Champions melawan Inter Milan. City berada di ambang menorehkan sejarah dengan merebut treble winners. Pelatih City, Pep Guardiola menargetkan kemenangan di final Liga Cham­pions melawan Inter Milan, akhir pekan ini.

A   A   A   Pengaturan Font

LONDON - Manchester City berada di ambang menorehkan sejarah dengan merebut treble winners. Untuk mencapai prestasi itu, pelatih City Pep Guardiola menargetkan kemenangan di final Liga Champions melawan Inter Milan, akhir pekan ini. Banyak gelar diraih Guardiola bersama City. Namun bila kalah di final Champions, semua akan menjadi "sia-sia".

Inter bisa menjadi penghalang City menyamai pencapaian terbesar yang pernah ada di sepak bola Inggris. Tiga gelar diraih Manchester United 1998-1999, memenangkan Liga Inggris, Piala FA, dan Liga Champions di musim yang sama. Bagi Guardiola, kemenangan di Istanbul adalah momen validasi pribadi setelah 12 tahun gagal membawa tim asuhannya juara Liga Champions.

Guardiola secara luas dianggap sebagai pelatih terhebat di generasinya dengan 11 gelar liga top Eropa hanya dalam 14 musim menangani Barcelona, Bayern Munich, dan City.

Namun sejak menjuarai Liga Champions tahun 2011 untuk kedua kalinya dalam tiga tahun pertamanya di Barca, Guardiola mengalami serangkaian kekalahan di level Eropa. Setelah kalah dramatis di semifinal dari Chelsea tahun terakhirnya di Camp Nou, tiga tahun Guardiola di Bayern dirusak oleh tiga kekalahan lagi di babak empat besar.

Di City, butuh lima upaya hanya untuk menembus perempat final. Dia kembali kalah di final dari Chelsea dua tahun lalu. Serangan balik ajaib Real Madrid di semifinal musim lalu membuat City semakin patah hati.

Pemilihan pemain yang diturunkan Guardiola saat kalah di final 2021 menjadi salah satu alasan dituduh terlalu banyak berpikir dan membatasi skuadnya yang sangat berbakat. Tapi, kemampuan taktisnya telah mengubah musim sulit. City berada di jalur tepat.

Guardiola secara terbuka mempertanyakan rasa lapar para pemainnya untuk terus memenangkan trofi. Sementara itu, tim butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan Erling Haaland, bahkan jika pemain asal Norwegia itu telah mencetak 52 gol.

Banyak yang mempertanyakan keputusan untuk membuang Joao Cancelo di jendela transfer Januari, membuat City sangat kekurangan di posisi bek sayap.

Tapi, Guardiola punya rencana untuk beralih ke formasi tiga bek. Bek tengah John Stones didorong maju ke peran di lini tengah yang telah ditempati Cancelo di musim sebelumnya. "Saya tidak bisa berbicara banyak tentang dia," ujar pemain sayap City, Jack Grealish, tentang pelatihnya. Pep agak aneh karena tahu segalanya. Pep tampil dengan taktik berbeda di setiap pertandingan.

Namun, stabilitas juga menjadi kunci untuk lawatan City ke Istanbul akhir pekan ini. Sepuluh pemain telah menjadi starter dari lima pertandingan Liga Champions terakhir. Pemain seperti Riyad Mahrez, Phil Foden, dan Julian Alvarez secara konsisten dipinggirkan.

Setelah mengalahkan Bayern 4-1 secara agregat di perempat final, City membalas dendam ke Madrid dengan mengalahkan juara bertahan 4-0 di Stadion Etihad dalam laga leg kedua semifinal.

Guardiola telah menjadikan City kekuatan dominan sepak bola Inggris dengan lima gelar liga dalam enam musim terakhir. Namun, dia mengakui bahwa kesuksesan Liga Champions akan memberikan status yang tidak didapatkan dari gelar domestik mana pun.

"Begitu banyak klub yang hancur karena tidak mampu memenangkan kompetisi ini. Begitu banyak yang menjadi klub besar karena mampu memenangkannya," ujar Guardiola. Jika City tidak memenangkannya, maka hal-hal akan tampak kurang masuk akal. Agak tidak adil, tapi harus menerimanya. Begitulah adanya. City juga harus menerima jika ingin mengambil langkah pasti sebagai klub besar. City harus menang di level Eropa, memenangkan Liga Champions.

Menjadikan City juara Eropa akan memenuhi tujuan Guardiola sejak bergabung ke klub itu tujuh tahun lalu. Itu juga akan membungkam keraguan yang tersisa untuk menduduki peringkat di antara para pelatih hebat sepanjang masa. ben/AFP/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top