Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Antisipasi Banjir l DKI Diperkirakan November Mulai Musim Hujan

Tanpa Betonisasi, Naturalisasi Kali Terus Berjalan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Jelang musim hujan, DKI mulai antisipasi banjir dengan naturalisasi sungai dan perbaikan waduk.

JAKARTA- Program antisipasi banjir di Ibu Kota terus berjalan meski tanpa betonisasi. Saat ini, sejumlah alat berat dikerahkan untuk mengeruk beberapa sungai yang ada di Jakarta.

"Kalau yang dicari betonisasi, Anda tidak (akan) ketemu. Kalau yang dicek adalah pengerukan, kemudian perbaikan-perbaikan sarana, maka itu dikerjakan terus. Jadi, jangan diartikan kalau tidak ada betonisasi maka tidak ada antisipasi untuk banjir. Bukan! Betonisasi itu lain," ujar Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (9/10).

Sesuai perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika yang menyebutkan hujan akan turun pada bulan November, pihaknya memastikan program antisipasi banjir masih berlanjut. Salah satunya dengan naturalisasi sungai untuk membuat ekosistem sungai seperti sediakala.

"Saat ini alat berat kita jumlahnya 192. Semua beroperasi. Semua melakukan kegiatan pengerukan, perbaikan sarana-prasarana. Karena yang kita lakukan adalah naturalisasi. Membuat ekosistem sungai," katanya.

Selain pengerukan, ungkapnya, program naturalisaai sungai itu pun akan menumbuhkan ekosistem alami pada bantaran sungai dengan beragam tumbuhan. Dia menegaskan lagi, setiap sungai yang dikelola Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak akan mengalami betonisasi lagi.

"Tergantung case by case. Kalau sungai-sungai yang besar sebetulnya akan sangat ditentukan oleh keberhasilan projek-projek waduk, situ di wilayah Bogor. Karena itu akan menentukan sekali debit air yang sampai ke Jakarta," ucapnya.

Musim Hujan

Dia menuturkan, pihaknya akan segera meluncurkan program pengelolaan air, termasuk antisipasi banjir pada bulan Oktober ini. Menurutnya, sumber air baik dari sisi hulu maupun dari air hujan yang turun di daratan Jakarta harus dikelola dengan baik agar tidak menjadi bencana bagi warga Jakarta.

"Jadi kalau dari atap rumah (hujan yang turun) langsung masuk ke tanah (terserap langsung menuju air tanah dan tidak mengairi selokan, sungai, dan lain sebagainya) maka tidak menimbulkan aliran air ke luar rumah (yang bisa berpotensi banjir karena ada di permukaan tanah). Sama saja. Di hulu (pegunungan), kalau bisa ditampung lebih awal, maka dia tidak akan memunculkan masalah (banjir) di hilir. Nah besarannya (debit air yang ada di permukaan) akan sangat bergantung pengelolaan itu," jelasnya.

Dalam menghadapi musim hujan tahun ini, Dinas Sumber Daya Air telah menyiapkan 241 alat berat, 383 dumptruck, serta 436 unit pompa stasioner pada 153 lokasi dan 102 unit pompa mobile. Selain itu, pihaknya juga menyiapkan 5186 personel pasukan biru untuk mendukung perawatan berbagai saluran air.

"Di sisi hulu, kita juga kerjakan pengerukan dan pembuatan waduk. Saat ini, pengerukan dan pembuatan waduk yang masih on progress ada di waduk Kampung Rambutan 1 dan 2, Waduk Pondok Ranggon, Waduk Cimanggis, Waduk Cilangkap Giri Kencana dan Waduk Jalan Kaja serta Situ Rawa Minyak. Sedangkan yang sudah selesai ada di waduk aselih, Jagakarsa dan Pekayon," kata Kepala Dinas Sumber Daya Air, Teguh Hendarwan.

Selain itu, pihaknya juga terus mengebut pengerjaan normalisasi sungai di saluran tengah, baik berupa perbaikan dinding turap ataupun pengerukan.

pin/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Peri Irawan

Komentar

Komentar
()

Top