Taliban Matikan Siaran Radio Free Europe di Afghanistan
Pria Afghanistan mendengarkan radio di sebuah kedai teh di Spin Boldak.
"RFE/RL tidak akan mengubah garis editorial kami untuk memenuhi permintaan Taliban agar tetap bisa bersiaran. Dari pengalaman kami, audiens kami berusaha keras untuk bisa mendengarkan siaran kami," kata Fly.
RFE/RL mengatakan bahwa survei pemerintah AS mengatakan bahwa separuh Warga Afghanistan mengakses konten Azadi setiap pekannya.
Azadi dibentuk setelah AS menggulingkan rezim Taliban menyusul serangan 11 September 2001. Azadi kemudian menutup kantor fisik bironya setelah Taliban kembali berkuasa akhir tahun lalu di tengah penarikan pasukan AS dari Afghanistan.
Azadi kemudian melanjutkan siarannya dari luar Afghanistan, termasuk melalui program-program bagi anak-anak perempuan berusia tujuh sampai 12 tahun, serta liputan tentang penderitaan perempuan, anak perempuan dan komunitas LGBTQ di bawah Taliban.
Redaktur : Lili Lestari
Komentar
()Muat lainnya