Talenta Digital Vokasi Harus Kuasai "Soft Skills"
JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kiki Yuliati mengatakan, talenta digital vokasi tidak hanya menguasai kompetensi hard skills, tetapi juga soft skills. Kompetensi digital menjadi keahlian yang sangat penting dan dibutuhkan untuk bisa bersaing dan bertahan di industri 4.0. “Tentu bukan hanya hard skills mengenai komputasi, otomatisasi, dan digitalisasi saja, tetapi juga soft skills tentang hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh mesin, seperti leadership, komunikasi, critical thinking, problem solving,” ujar Kiki, dalam keterangannya, Kamis (8/12). Dia mengatakan, pihaknya berupaya menyiapkan talenta-talenta digital untuk mengisi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) strategis di kawasan prioritas nasional, yaitu kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus. Salah satu upayanya adalah melalui kegiatan SMK Digital Bootcamp. SMK Digital Bootcamp merupakan program pelatihan intensif kepada perwakilan peserta didik dan guru. Peserta berasal dari SMK pelaksana program Berbasis Industri 4.0 serta SMK pelaksana program pusat keunggulan sektor prioritas hospitality dan ekonomi kreatif tahun 2022, baik skema regular maupun pemadanan dukungan. “SMK Digital Bootcamp merupakan kesempatan emas untuk para peserta menyerap sebanyak-banyaknya pengalaman dan mempelajari soft skills penting termasuk menjadi pribadi yang memiliki Profil Pelajar Pancasila,” jelasnya. Kili mengungkapkan, semangat Merdeka Belajar pendidikan vokasi diwujudkan dengan membuka diri untuk mengajak seluruh stakeholder, entitas dunia kerja, dunia usaha yang besar hingga UMKM, NGO, pemerintah daerah, serta kementerian atau lembaga. Tujuannya untuk bersama-sama berkolaborasi menyusun langkah konkret. Sektor Industri Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri, Kementerian Perindustrian RI, Restu Yuni mengatakan, sektor industri merupakan sektor yang sangat penting di Indonesia yang memberikan kontribusi secara signifikan. Namun, kenyataannya SDM Industri belum mampu memenuhi kebutuhan industri dan baru hanya bisa memenuhi 20 persen dari jumlah yang dibutuhkan. n ruf/S-2
JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kiki Yuliati mengatakan, talenta digital vokasi tidak hanya menguasai kompetensi hard skills, tetapi juga soft skills. Kompetensi digital menjadi keahlian yang sangat penting dan dibutuhkan untuk bisa bersaing dan bertahan di industri 4.0.
"Tentu bukan hanya hard skills mengenai komputasi, otomatisasi, dan digitalisasi saja, tetapi juga soft skills tentang hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh mesin, seperti leadership, komunikasi, critical thinking, problem solving," ujar Kiki, dalam keterangannya, Kamis (8/12).
Dia mengatakan, pihaknya berupaya menyiapkan talenta-talenta digital untuk mengisi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) strategis di kawasan prioritas nasional, yaitu kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus. Salah satu upayanya adalah melalui kegiatan SMK Digital Bootcamp.
SMK Digital Bootcamp merupakan program pelatihan intensif kepada perwakilan peserta didik dan guru. Peserta berasal dari SMK pelaksana program Berbasis Industri 4.0 serta SMK pelaksana program pusat keunggulan sektor prioritas hospitality dan ekonomi kreatif tahun 2022, baik skema regular maupun pemadanan dukungan.
"SMK Digital Bootcamp merupakan kesempatan emas untuk para peserta menyerap sebanyak-banyaknya pengalaman dan mempelajari soft skills penting termasuk menjadi pribadi yang memiliki Profil Pelajar Pancasila," jelasnya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Sriyono
Komentar
()Muat lainnya