Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Tak Cuma Atlet Piala Dunia, Unta di Qatar Juga Ikut Kewalahan

Foto : AP

Turis menunggangi unta di Qatar.

A   A   A   Pengaturan Font

Selain para atlet sepak bola yang tengah berjuang membela negaranya dalam pertandingan akbar empat tahunan, Piala Dunia 2022 yang digelar di Qatar turut membuat unta-unta di negara itu kewalahan.

Kemeriahan Piala Dunia 2022 yang untuk pertama kalinya digelar di negara Timur Tengah, membuat penggemar sepak bola dari belahan dunia lain berebut pengalaman asing menunggang unta di sebuah bukit pasir yang berlokasi di luar Doha.

Menunggang unta di bukit pasir nan tandus menjadi salah satu daya tarik yang ditawarkan Qatar bagi para pelancong, di samping berfoto dengan elang hingga berkeliaran di gang-gang tradisional. Bukit pasir dan unta memang menjadi hal baru dan jarang dijumpai di benua lain.

"Sungguh perasaan yang luar biasa karena Anda merasa sangat tinggi," kata Juan Gaul (28), membagikan pengalaman pertamanya menunggangi unta kepada The Associated Press. Juan Gaul sendiri merupakan warga negara Australia yang datang ke Qatar untuk mendukung Argentina.

Beberapa turis bahkan datang saat fajar, seraya berharap mendapatkan bidikan matahari terbit yang sempurna.

Antusiasme penggemar sepak bola dari berbagai negara ini tentu bak angin segar bagi pawang hewan unta di Qatar. Ali Jaber al Ali misalnya, pria berusia 49 tahun ini mengaku meraup banyak penghasilan ketika Piala Dunia 2022 dimulai.

"Ada banyak uang yang masuk," ujar penggembala unta Badui itu kepada AP.

Lahir di Susan, Al Ali datang ke Qatar pada 15 tahun yang lalu. Ia pun telah terbiasa bekerja dengan unta sejak kecil.

Al Ali mengatakan perusahaannya biasanya hanya menawarkan sekitar 20 wahana menunggang unta per hari dan 50 pada akhir pekan. Namun, sejak Piala Dunia 2022 dimulai, Al Ali dan rekan kerjanya menyediakan 500 wahana di pagi hari dan 500 wahana lagi di malam hari.

Apabila tadinya perusahaan tempat Al Ali bekerja hanya memiliki 15 unta pun menambah jumlah mamalia itu menjadi 60 ekor untuk melayani lebih banyak penggemar sepak bola.

"Pemandu wisata ingin bergerak cepat," kata Al Ali.

Namun, hal itu datang bukan tanpa konsekuensi. Lonjakan wisatawan yang tiba-tiba membuat waktu istirahat bagi pawang dan para unta menjadi semakin sedikit. Sejak Piala Dunia 2022 dimulai, hewan-hewan tersebut dibawa selama 15 hingga 20 sesi, bahkan terkadang sampai 40 sesi perjalanan tanpa istirahat. Padahal, biasanya seekor unta bisa beristirahat setelah lima kali perjalanan.

"Sekarang, orang mengatakan kita tidak bisa menunggu karena mereka punya rencana lain yang harus mereka tuju di tengah gurun," katanya.

Kini, ia harus mulai bekerja sekitar pukul 4:30 pagi, saat untuk memberi makan hewan dan menyiapkannya untuk dinaiki para penggemar sepak bola. Ali dan sekawanan untanya baru bisa istirahat pada siang hari dan kemudian bersiap-siap kembali melayani pelanggan yang datang pada sore hari.

Al Ali mengatakan dia tahu kapan seekor binatang lelah. Menurutnya, unta yang lelah akan menolak untuk bangun atau duduk kembali setelah berdiri. Dia dapat mengidentifikasi setiap unta dengan fitur wajahnya.

"Saya orang Badui. Saya berasal dari keluarga Badui yang memelihara unta. Saya tumbuh dengan mencintai mereka," kata Al Ali.

Seperti budaya Teluk lainnya, unta pernah menyediakan transportasi penting bagi warga Qatar dan membantu dalam eksplorasi dan pengembangan rute perdagangan. Saat ini, hewan berkuku menjadi hiburan budaya, seperti balap unta yang merupakan olahraga populer di negara itu.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top