Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Taiwan: Aktivitas Militer Tiongkok Meningkat Jelang Pemilu

Foto : AP/Lin Jiang

Tentara PLA mengawasi melalui binokular kapal fregat Taiwan Lan Yang yang melintas saat latihan militer pada Agustus 2022.

A   A   A   Pengaturan Font

TAIPEI - Taiwan mengatakan bahwa jet-jet tempur dan kapal-kapal perang Tiongkok beroperasi di sekitar Selat Taiwan pada Sabtu (23/12) , tiga pekan sebelum pemilu digelar di pulau itu.


Taiwan, yang diklaim oleh Tiongkok sebagai bagian dari wilayahnya, selama empat tahun telah mengeluhkan patroli dan latihan militer rutin Tiongkok di dekat pulau itu.

Pemilu Taiwan sedang memasuki masa kampanye untuk pemilihan presiden dan parlemen pada 13 Januari. Hubungannya dengan Tiongkok menjadi isu yang diperdebatkan.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan sejak pukul 13.30 waktu setempat (12.30 WIB) pada Sabtu, pihaknya telah mendeteksi pesawat J-10, J-11, dan J-16, serta pesawat peringatan dini yang beroperasi di wilayah udara Taiwan bagian utara, tengah, dan barat daya.

Sepuluh pesawat melintasi garis median Selat Taiwan, atau daerah di dekatnya, dan bersama kapal-kapal perang Tiongkok melaksanakan "patroli kesiapan tempur bersama", kata Kemhan Taiwan.

Garis median tersebut dulu berfungsi sebagai pembatas tidak resmi di antara kedua pihak, tetapi pesawat-pesawat Tiongkok sekarang terbang di atasnya secara berkala.

Taiwan mengerahkan pasukan untuk memantau, kata kementerian itu.

Tiongkok belum mengomentari peningkatan aktivitas militer baru-baru ini di dekat Taiwan. Sebelumnya, Beijing menggambarkan tindakannya itu sebagai upaya mencegah "kolusi" antara separatis Taiwan dan Amerika Serikat, serta melindungi integritas wilayah Tiongkok.

Taiwan, yang telah berkali-kali menawarkan pembicaraan dengan Tiongkok, menolak klaim kedaulatan oleh Beijing dan mengatakan hanya rakyat pulau itu yang berhak menentukan masa depan mereka.

Lai Ching-te dari Partai Progresif Demokrat yang berkuasa adalah calon kuat untuk menjadi pemimpin Taiwan berikutnya, menurut jajak-jajak pendapat. Dia dikecam oleh Beijing sebagai seorang separatis.

Kuomintang, partai oposisi utama Taiwan, secara tradisional mendukung hubungan erat dengan Beijing, dan berjanji akan melanjutkan dialog dengan Tiongkok jika memenangi pemilu.

Namun, partai itu juga mengatakan bahwa hanya rakyat Taiwan yang berhak menentukan masa depan mereka.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top