Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Swiatek Jejaki Legenda Tenis

Foto : KARIM JAAFAR / AFP

Iga Swiatek

A   A   A   Pengaturan Font

MIAMI - Iga Swiatek melanjutkan upayanya untuk mewujudkan mimpi musim ini usai mengalahkan Petra Kvitova 6-3, 6-3 di perempat final Miami Open, Kamis (31/3 pagi WIB. Kemenangan tersebut membuatnya mendekati mahkota WTA 1000 ketiga berturut-turut.

Petenis nomor satu dunia itu memenangkan gelar di Doha dan kemudian Indian Wells. Kini dia memiliki peluang bagus untuk menjadi wanita keempat dalam sejarah yang memenangkan Sunshine Double (menang di California dan Florida pada tahun yang sama), mengikuti Steffi Graf (1994 dan 1996), Kim Clijsters (2005) dan Victoria Azarenka (2016).

Swiatek, yang kini telah memenangkan 15 pertandingan tur WTA berturut-turut, adalah pemain terbaik di bagian putri saat ini. Dia akan bertemu petenis Amerika Serikat Jessica Pegula, yang mencapai empat besar pada hari sebelumnya setelah unggulan kelima Paula Badosa terpaksa mundur di tengah permainan karena sakit. Pegula bertemu petenis Polandia berusia 20 tahun untuk memperebutkan satu tempat di final.

Petenis Ceko Kvitova terus tertinggal setelah pada set pertama servisnya dipatahkan oleh pukulan luar biasa Swiatek. Juara Wimbledon dua kali itu berjuang keras, tetapi Swiatek mampu mempertahankan permainan agresif dan menyerangnya.

Laga itu terlihat sangat sulit bagi petenis berusia 32 tahun yang sekarang berperingkat 32 dunia.

"Saya ingin menggunakan kepercayaan diri yang saya miliki sejak awal tahun ini dan saya sedang bersemangat,"ujar Swiatek setelah menang dalam waktu satu jam 14 menit di Hard Rock Stadium.

"Saya sangat senang bisa bersaing dengan legenda seperti Petra. Saya tahu saya harus mengikuti kecepatan saat dia bermain cepat dan saya pikir servis pertama saya adalah kuncinya," sambungnya.

Pegula melaju ke semifinal WTA 1000 keduanya dengan istirahat yang cukup setelah pertandingan babak 16 besar melawan Anhelina Kalinina hanya bertahan satu set sebelum petenis Ukraina itu mundur.

Nasib yang sama kemudian menimpa unggulan kelima Spanyol Badosa di perempat final pada Rabu. Dia munur saat Pegula unggul 4-1.

Pegula, yang orang tuanya memiliki klub NFL Buffalo Bills, menghabiskan hanya tiga jam dan 22 menit di lapangan dalam empat pertandingannya sejauh ini mengatakan: "Saya benar-benar bermain tenis dengan benar-benar bersih pada dua set terakhir."

Sinner Mundur

Pada bagian putra Francisco Cerundolo menggunakan bantuan idola masa kecilnya untuk meningkatkan kemungkinan lolos ke semifinal Miami Open.

Petenis Argentina itu tiba di Florida selatan dengan catatan 0-2 turnamen lapangan keras. Tapi setelah petenis Italia peringkat 11 Jannik Sinner mundur saat tertinggal 4-1 pada set pertama perempat final, petenis berusia 23 tahun itu sekarang berharap mampu melaju ke final.

Cerundolo, peringkat 103 dunia, mengidolakan legenda tenis Argentina David Nalbandian. Sekarang Nalbandian yang berusia 40 tahun melatih Miomir Kecmanovic dari Serbia. Kecmanovic menghadapi pemain sensasional Spanyol berusia 18 tahun Carlos Alcaraz pada perempat final.

"Tahun ini saya mulai memiliki hubungan yang lebih baik dengan dia dan semua orang yang berada di level atas ketika saya masih kecil," ujar Cerundolo.

"Saat saya berkembang dan bermain di turnamen terbesar, saya bisa bertemu mereka lebih sering, jadi itu luar biasa. Ketika saya masih muda, idola saya adalah Nalbandian. Saya suka cara dia bermain dan mengaguminya," sambungnya.

Cerundolo melaju di Miami, mengalahkan Tallon Griekspoor, Reilly Opelka, Gael Monfils, dan Tiafo sebelum menang atas Sinner.

Sinner, yang dipaksa tersingkir di Indian Wells awal bulan ini sebelum pertandingan 16 besar melawan Nick Kyrgios karena sakit. Dia merasakan masalah pada kakinya saat bermain melawan Cerundolo. "Ini melepuh, dan saya tidak bisa bergerak," ujarnya. ben/AFP/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top