Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sungguh Keterlaluan, 100 Juta Vaksin Covid-19 Ditimbun di Negara Ini dan Bakal Dibuang

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Perusahaan informasi dan analitik ilmiah, Airfinity menemukan data lebih dari 100 juta vaksin Covid-19 akan kadaluarsa dan "dibuang" kecuali para pemimpin global segera berbagi kelebihan pasokan ini dengan negara-negara termiskin dunia.

Temuan ini mendorong pemerintah Inggris meminta Amerika Serikat (AS) memikirkan bagaimana solusi menyalurkan vaksin tersebut.

"KTT vaksin yang diselenggarakan Presiden Amerika Serikat Joe Biden harus menghasilkan rencana mentransfer 100 juta vaksin yang ada di negara-negara kaya untuk disalurkan ke negara-negara miskin sebelum vaksin kadaluarsa," kata mantan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown.

Gordon Brown mengatakan dirinya telah mengirimkan temuan penelitian Airfinity ini kepada politisi terkemuka, termasuk Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, dan tokoh senior di Brussel sebelum pertemuan puncak vaksin global pada Rabu ini.

Dalam penelitiannya Airfinity memperkirakan pada akhir bulan ini ada 7 miliar dosis vaksin yang akan tersedia di seluruh dunia dan akan meningkat menjadi 12 miliar pada Desember nanti.

Negara-negara di Afrika diketahui sangat membutuhkan vaksin Covid-19. Menurut data Reuters, Afrika baru menerima 2 persen dari 5,7 miliar dosis vaksin yang ada di seluruh dunia.

Sangat kecil angkanya dan ini berisiko membuat negara itu mengalami kesulitan penanganan pandemi akibat stok vaksin yang sangat sedikit.

Gordon Brown mengatakan masalah terpenting adalah bagaimana dan di mana vaksin akan didistribusikan.

Ia juga memperingatkan tentang tidak adanya kesepakatan tentang siapa yang akan menyediakan vaksin bagi negara-negara miskin hingga bulan Desember ini.

"Kami membutuhkan rencana pelepasan vaksin untuk menyediakan vaksin yang digunakan sekarang untuk mencegah limbah vaksin karena kadaluarsa," ujar Gordon Brown dalam laporan Guardian.

"Tidak terpikir dan tidak masuk akal bahwa 100 juta vaksin harus dibuang dari persediaan negara-negara kaya (negara maju) sementara populasi negara-negara termiskin di dunia akan membayar limbah vaksin kita dengan nyawa mereka." Lanjutnya

Ini menjadi tragedi politik yang mendalam dan melibatkan banyak pihak jika KTT ini melewatkan kesempatan untuk bertindak, dengan vaksin yang segera ditransfer ke negara-negara miskin.

Brown meminta para pemimpin untuk memutuskan apakah negara harus menukar kontrak pengiriman, bagaimana hambatan regulasi untuk ekspor vaksin dapat diatasi dan siapa yang akan menanggung biaya penggunaan vaksin yang ditimbun.

Airfinity memperkirakan jika negara-negara kaya tidak segera mendistribusikan stok vaksin akan ada 100 juta kasus Covid-19 pada musim panas mendatang.

Diketahui, pasien Covid-19 yang belum mendapatkan vaksinasi akan sangat berisiko mengalami gejala Covid-19 parah.

Sementara, kelompok Global Justice Now mengatakan jika jutaan dosis vaksin Covid-19 disia-siakan akan menjadi sebuah "kekejaman".

"Negara-negara kaya seperti Inggris menimbun vaksin yang sangat dibutuhkan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah," ungkap Direktur Global Justice Now Nick Dearden.

"Negara-negara yang lebih miskin tidak harus menunggu sampai vaksin kami akan habis untuk memvaksinasi populasi mereka. Banyak yang mampu membuat vaksin dengan aman jika saja kita mengesampingkan kekayaan intelektual, sehingga vaksin dapat diproduksi tanpa paten di negara-negara yang paling membutuhkan." ujarnya

Sedangkan, General Director World Health Organization (WHO) Tedros Adhnom Ghebreyesus meminta negara-negara maju untuk melakukan moratorium (penghentian sementara) penyuntikan vaksin booster setidaknya hingga akhir tahun agar negara-negara miskin dan berkembang mendapat vaksin untuk program vaksinasi warganya.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Aris N

Komentar

Komentar
()

Top