Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
SUARA DAERAH

Sulut Akan Jadi Pintu Investasi RI di Pasifik

Foto : ISTIMEWA

Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Olly Don­dokambey

A   A   A   Pengaturan Font

Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Olly Dondokambey, bertekad menjadikan provinsi yang dipimpinnya berdikari dalam ekonomi, berdaulat dalam pemerintahan dan politik, serta berkepribadian dalam budaya. Dia juga bertekad menjadikan Sulut sebagai pintu gerbang investasi di Pasifik, seperti yang dicita-citakan pahlawan nasional asal Sulut, Sam Ratulangi, dan yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pada Jumat (23/8), Olly memberikan kuliah umum kebangsaan di Gedung Institute for Advancement of Science Technology and Humanity (IASTH) Kampus Universitas Indonesia (UI), Jakarta. Dalam kuliah umum itu, Olly mempresentasikan makalah bertema Prospek dan Potensi Investasi Sulut dalam Menunjang Pembangunan Nasional.

Untuk mengetahui apa saja yang telah dan akan dilakukan jajaran Pemerintah Provinsi Sulut menjadikan wilayah ini pintu investasi, wartawan Koran Jakarta, Agus Supriyatna, berkesempatan mewawancarai Gubernur Sulut, Olly Dondokambey, di Jakarta, baru-baru ini. Berikut petikan selengkapnya.

Kenapa Anda menyebut Sulut sebagai pintu gerbang Indonesia di Pasifik yang penuh potensi?

Sulut ini berbatasan dengan Filipina. Berada di bibir Pasifik. Dengan jumlah penduduk sekitar 2,6 juta jiwa, oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Sulut adalah provinsi dengan indeks kebahagiaan ranking tiga. Hasil survei Setara Institute mencatatkan Sulut sebagai provinsi paling toleran di Indonesia. Indeks kerukunannya nomor satu di Indonesia, menurut Kementerian Agama.

Sulut penerima penghargaan Platinum kategori Provinsi Kecil Terbaik Sektor Investasi dan penghargaan Gold kategori Provinsi Kecil Terbaik Sektor Pariwisata. Penghargaan lain, Indonesia Attractiveness Index tahun 2019 dari Frontier Consulting dan Tempo Group. Sulut kaya dengan sumber daya alam pertanian, perkebunan, dan perikanan, di mana tujuh industri perikanan terbesar di Indonesia ada di Bitung, Sulut.

Apa strategi Anda dalam memajukan Sulut?

Kami tengah membangun banyak infrastruktur, seperti jalan dan jembatan. Airport Sam Ratulangi. Airport di daerah kepulauan atau perbatasan, bendungan, irigasi, telekomunikasi, energi, dan air bersih.

Pembangunan lain apa?

Di sektor industrialisasi, ada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung, KEK pariwisata dan industri perikanan. Kami bertekad menjadikan Sulut sebagai hub internasional di Bitung. Kami terus mengembangkan sektor pariwisata, pengembangan SDM unggul dengan program Sulut pintar.

Hasilnya bagaimana, apakah sudah terasa?

Banyak yang menggembirakan dari hasil pembangunan di Sulut yang tentunya harus terus kami tingkatkan. Indeks pembangunan manusia di Sulut melampaui indeks nasional. Indeks pembangunan manusia Sulut 72,02, indeks nasional 71,5. Pertumbuhan ekonomi juga begitu. Jika di nasional pertumbuhan nasional mencapai 5,17. Sulut, pertumbuhan ekonominya, 6,01.

Bagaimana dengan realisasi investasi?

Realisasi investasi di Sulut tahun 2018, sebesar 14,005 triliun rupiah. Ini meningkat 176 persen dibandingkan dengan tahun 2017. Bahkan jauh melampaui target pemerintah pusat tahun 2018 yang menargetkan 6,7 triliun rupiah. Begitu juga nilai investasi. Nilai investasi PMDN mencapai 10,040 triliun rupiah dan investasi PMA sebesar 3,964 triliun rupiah. Semua itu dengan 422 proyek.

Saya gembira, perkembangan investasi di Sulut dalam tiga tahun terakhir capaiannya selalu di atas target dan cenderung meningkat. Hal itu membuat BKPM menaikkan target capaian investasi dari 6,7 triliun rupiah pada tahun 2018 menjadi 11 triliun rupiah untuk tahun 2019.

Apa saja proyek yang punya nilai strategis?

Proyek infrastruktur strategis di Sulut, antara lain proyek Sam Ratulangi International Airport, Manado outer ring road II, Bendungan Kuwil Sawangan dan Bendungan Lolak, jalur kereta api Manado-Bitung, jalan Tol Manado-Bitung, trem di Manado, jalan trans Sulawesi Manado-Gorontalo, Bitung Hub Port, dan TPA regional. Ada jalan tol yang menghubungkan Manado-Bitung-Amurang.

Kami mengembangkan tol dari Airmadidi-Tondano-Amurang yang diharapkan memiliki dampak signifikan terhadap pengembangan wilayah dan pembagian beban lalu lintas. Berdasarkan simulasi, pembangunan jalan tol akan menarik beban lalu lintas dari jalan nasional eksisting ke jalan tol. Hal ini baik secara teknis lalu lintas karena demand untuk jalan tol dapat memenuhi kebutuhan pengembalian investasi dan mengurangi beban lalu lintas di jalan nasional eksisting.

Pengembangan KEK bagaimana progresnya?

Luas lahan KEK mencapai 534 hektare. Luas tahap I pembangunan mencapai 92,69 hektare. Luas yang sudah dikuasai 92,69 hektare. Rencana investasi sesuai rencana sampai 2025, pembangunan kawasan 2,3 triliun rupiah. Investasi pelaku usaha 32, 89 triliun rupiah. Kemudian rencana investasi tahap I sampai 2019, untuk pembangunan kawasan 79,62 miliar rupiah dan investasi pelaku usaha 3,796 triliun rupiah.

Diharapkan KEK bisa menyerap banyak tenaga kerja. Proyeksinya sampai 2025, KEK menyerap tenaga kerja 34.710 orang. Ada peningkatan output dari keberadaan KEK yaitu 8-11 triliun rupiah terhadap ekonomi nasional. N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top