Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sultan HB X: Saya Sudah Menanti Lama PSIM Masuk 8 Besar

Foto : Istimewa

HB X bersama Walikota Yogya, Haryadi Suyuti.

A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan rasa bangganya karena PSIM berhasil masuk 8 besar Kompetisi Liga 2 Tahun 2021.

"Saya sudah menanti lama. Bagi saya, masuk 8 besar itu suatu prestasi. Sudah dalam proses perjalanan panjang yang memakan waktu lama. Harapan saya, bagaimana momentum ini bisa datang, harus diimbangi perjuangan yang perlu konsistensi namun juga disiplin dan kesabaran tinggi dalam upaya memenangkan setiap pertandingan," ujar Sri Sultan, Jumat (10/12) malam di Bangsal Kepatihan, Danurejan, Yogyakarta.

Adapun Kompetisi Liga 2 merupakan kompetisi bergengsi kasta kedua setelah Liga 1. Kompetisi yang dulunya bernama Divisi Utama Liga Indonesia ini merupakan salah satu kompetisi level tertinggi di Indonesia.

Divisi Utama Liga Indonesia sendiri dibentuk oleh PSSI dengan menggabungkan Kompetisi Galatama dan Perserikatan untuk meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia dan profesionalitas klub serta bersih dari pengaturan skor. Kompetisi Liga 2 tahun 2021 akan digelar di 2 venue yakni Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor dan Stadion Wibawa Mukti, Kabupaten Bekasi.

Dalam agenda Gala Dinner bersama Klub Bola PSIM itu,Ngarsa Dalemjuga menekankan pentingnya setiap pemain untuk menjaga kestabilan fisik.

"Pemain PSIM secara teknis itu tidak ada masalah. Tapi yang non teknis, kalau misal sudah istirahat di permainan pertama, permainan kedua malah fisik justru turun. Mungkin di permainan pertama tergesa-gesa, sehingga di babak kedua, kondisinya berbeda, mestinya tidak begitu. Harapan saya, aspek-aspek non-teknis ini bisa di-maintain," ujarNgarsa Dalemyang hadir didampingi Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji.

Di sisi lain, Sri Sultan berpesan para pemain juga senantiasa sabar saat berlaga. "Secepat mungkin maunya memasukkan bola, tapi karena grusa-grusu, tidak sabar, akhirnya tidak berhasil malah justru di kanan kiri atau atas gawang. Saya mohon beban-beban psikologis atlet juga di-maintain, itu tidak bisa diukur. Ini aspek non-teknis yang sangat berpengaruh, untuk cabang olahraga apa pun," tambah Sri Sultan.

Terkait kemenangan, Sri Sultan menyatakan motivasi untuk memenangkan pertandingan harus ada dalam diri setiap pemain. "Ini akanall-out. Ini juga termasuk non-teknis. Yang tahu soal ini hanya diri pribadi pemain yang bersangkutan," imbuh Sri Sultan.

Kalau orang Jawa itu biasanya tidak bisa bicaranya terbuka, jadi simbolik saja. "Rasa rumangsanya, jadi bermain sepak bola itu simbol, tidak ada yang terbaik dan terburuk. Bahkan seorang pemain bola termahal di klub Barcelona pun juga tidak bisa berhasil sendiri kalau tidak dibantu pemain lain. Ini aspek-aspek non-teknis yang diperlukan untuk dapat meraih prestasi," ujar Sri Sultan.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top