Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
DISKONTO

Suku Bunga Simpanan Berjangka Naik pada Desember 2018

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyatakan transmisi suku bunga terus berlanjut terutama pada suku bunga simpanan berjangka. Rata-rata tertimbang suku bunga simpanan berjangka seluruh tenor mengalami kenaikan pada Desember 2018.

Suku bunga simpanan berjangka tenor 1, 3, 6, 12 dan 24 bulan tercatat masing-masing sebesar 6,92 persen, 6,84 persen, 7,06 persen, 6,51 persen, dan 7,21 persen, meningkat dibandingkan suku bunga pada bulan sebelumnya sebesar 6,72 persen, 6,59 persen, 6,90 persen, 6,41 persen, dan 7,00 persen.

Sementara itu, rata-rata tertimbang suku bunga kredit (SBDK) pada Desember 2018 turun sebesar 12 basis poin dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 10,80 persen. Kredit perbankan sendiri pada Desember 2018 tumbuh 11,7 persen (yoy) relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 11,9 persen (yoy).

Pertumbuhan tagihan bersih kepada pemerintah pusat yang tercatat lebih baik, yaitu dari -3,5 persen (yoy) menjadi -3,2 persen (yoy) pada Desember 2018, sehingga sedikit menahan perlambatan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh melambat pada Desember 2018," sebut Bank Sentral dalam lamannya, Kamis (31/1).

Posisi M2 pada Desember 2018 tercatat 5.758,3 triliun rupiah atau tumbuh 6,3 persen (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,6 persen (yoy).

Perlambatan berasal dari komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang kuasi yang masing-masing tumbuh sebesar 4,8 persen (yoy) dan 6,7 persen (yoy), tidak setinggi pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,0 persen (yoy) dan 7,1 persen (yoy). Pertumbuhan M2 yang melambat terutama dipengaruhi oleh penurunan aktiva luar negeri bersih.

Aktiva luar negeri bersih pada Desember 2018 turun lebih dalam menjadi -6,4 persen (yoy) dari bulan sebelumnya sebesar -2,4 persen (yoy). "Penurunan aktiva luar negeri bersih tersebut terutama didorong perlambatan tagihan kepada bukan penduduk di tengah peningkatan kewajiban kepada bukan penduduk seiring dengan peningkatan aliran masuk modal pada pasar surat berharga," tutup BI.

bud/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top