Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sudindik Jakbar minta warga laporkan pelajar yang merokok

Foto : ANTARA/Ismar Patrizki

Arsip Foto - Sejumlah pelajar mengikuti aksi unjuk rasa, di depan gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (3/8). Aksi massa dari sejumlah organisasi, lembaga, pelajar dan mahasiswa tersebut digelar untuk menyuarakan bahaya merokok terhadap anak sekaligus meminta pemerintah agar melarang iklan, promosi, dan sponsor rokok yang dikhawatirkan dapat merangsang anak untuk merokok.

A   A   A   Pengaturan Font

"Jumlah perokok anak usia SMP dan SMA itu 36 persen, artinya dari sepuluh orang remaja usia SMP dan SMA di Jakarta, empat (adalah) perokok," kata Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr Ngabila Salama dalam gelar wicara terkait rokok.

Ngabila yang juga Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta itu mengatakan, hasil tersebut diperoleh dari survei yang dilakukannya terhadap 3.000 anak dan remaja di DKI Jakarta.

Dari 3.000 sampel tersebut, dia menyebutkan, mayoritas perokok usia remaja didominasi oleh siswa SMP dengan usia 12-15 tahun. Di samping itu, terdapat pula perokok dengan usia termuda, yakni tujuh tahun atau usia anak kelas satu SD.

"Faktor yang paling banyak adalah karena rasa ingin tahu, ikutan teman dan pergaulan serta mencontoh perilaku orang terdekat, dalam hal ini ayah atau ibu," ujarnya.

Ngabila mengatakan hal tersebut diperparah dengan fakta yang menunjukkan setiap 1 kilometer persegi (km2) wilayah di DKI Jakarta, terdapat 12-15 kios yang menjual rokok secara ketengan atau eceran.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : Antara, Arif

Komentar

Komentar
()

Top