Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Pengelolaan Keuangan Negara I Utang di Masa Lalu Harus Direnegosiasi Ulang

Subsidi Jor-joran Mengalir Bukan ke Rakyat Miskin

Foto : Sumber: Kemenkeu – Litbang KJ/and/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Pada kesempatan berbeda, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudisthira, mengatakan bahwa Indonesia tidak boleh merasa besar kepala karena pengurangan utang terhadap risiko itu hanya untuk negara-negara berkembang dan negara-negara miskin seperti Sri Lanka. Kendati demikian, Indonesia sebenarnya sedang mengalami permasalahan utang yang sangat kritis.

Kenaikan suku bunga, paparnya, membuat tekanan terhadap bunga utang pemerintah. Kalau dilihat dari debt sevice ratio atau kemampuan membayar utang, Indonesia belum membaik. Kalaupun membaik karena masih ditopang oleh penerimaan valas dari ekspor komoditas yang fluktuatif.

Dalam pemanfaatan utang, selama ini banyak digunakan untuk belanja konsumtif seperti belanja barang dan belanja pegawai, sementara utang yang digunakan untuk infrastruktur tidak semuanya memberikan output yang efektivitas dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Utang akan semakin menjadi beban karena pembayaran bunga meningkat, sehingga mempersempit ruang fiskal dalam menghadapi krisis pangan dan energi," katanya.

Maka mau tidak mau, sambung Bhima, pemerintah juga harus melakukan pengendalian terhadap penerbitan utang yang baru dan melakukan efisiensi di belanja pemerintah sebelum tekanan kurs dan tekanan suku bunga akan berakibat fatal menurunkan kredit rating atau rating utang Indonesia dan membuat Indonesia mengalami tekanan dari keluarnya modal di pasar surat utang.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top