Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Studi Ungkap Durasi Olahraga Terbaik untuk Hindari Gejala Akut Covid-19

Foto : Freepik/Tirachardz

Ilustrasi berolahraga.

A   A   A   Pengaturan Font

Studi mengenai manfaat olahraga rutin dalam meningkatkan respons kekebalan tubuh, termasuk menghindari infeksi pernapasan sebenarnya bukanlah hal baru di dunia medis. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saja merekomendasikan untuk menjalani aktivitas fisik sekitar 150 sampai 300 menit per minggu untuk mencegah penyakit parah, dalam konteks ini terhadap infeksi virus menular.

Misalnya, sebuah studi terhadap lebih dari seribu orang dewasa berusia 18-85 tahun yang dilakukan pada 2011 silam mengungkapkan mereka yang rutin berolahraga memiliki potensi 40 persen lebih kecil terkena flu atau infeksi pernapasan serupa yang berkepanjangan.

Pola serupa turut muncul dalam penelitian tentang Covid-19. Beberapa penelitian seperti dirangkum The Washington Post menunjukkan orang yang bugar dan aktif berolahraga memiliki kemungkinan untuk rawat inap dan meninggal akibat infeksi Covid-19 pada tingkat yang jauh lebih rendah daripada orang yang tidak bugar.

Masalahnya, studi-studi itu tidak menjawab pertanyaan mengenai seberapa banyak aktivitas fisik yang harus dilakukan sebagian besar dari kita untuk melindungi diri dari infeksi Covid-19. Untuk menjawab pertanyaan besar itu, Profesor klinis di Kaiser Permanente Fontana Medical Center di California, AS, Robert Sallis dan rekan-rekannya mempelajari catatan aktivitas olahraga pasien di sistem perawatan kesehatan Kaiser Permanente yang telah dicatat sejak 2009.

Dalam studi bertajuk Associations of Physical Inactivity and COVID-19 Outcomes Among Subgroups,Sallis meneliti catatan untuk 194.191 pasien yang didiagnosis Covid-19 antara 1 Januari 2020 hingga 31 Mei 2021, dan rutin mengunjungi dokter setidaknya tiga kali dalam beberapa tahun terakhir.

Mereka kemudian dibagi ke dalam lima kelompok berdasarkan durasi olahraga dan apakah rutinitas itu berubah selama bertahun-tahun. Kelompok yang paling tidak aktif terdiri dari mereka yang rutin berolahraga kurang dari 10 menit seminggu. Sementara mereka yang paling aktif secara konsisten berolahraga setidaknya 150 menit per minggu.

Merangkum laporan Post, para peneliti selanjutnya memeriksa catatan medis responden untuk kondisi yang diketahui berkontribusi pada gejala Covid-19 yang serius, termasuk obesitas, hipertensi, dan penyakit jantung. Studi kemudian dilakukan dengan memeriksa silang data tentang rawat inap atau kematian akibat covid dan kebiasaan berolahraga masyarakat.

Hasilnya, semakin banyak seseorang berolahraga maka semakin kecil kemungkinan dia dirawat di rumah sakit atau meninggal setelah terkena Covid-19.

Sallis menuturkan mereka yang tidak pernah berolahraga sebelum infeksi, 391 persen lebih berpotensi meninggal akibat Covid-19 daripada mereka yang aktif. Terlepas apakah mereka memiliki komorbid atau tidak. Tak hanya itu, responden yang hanya berolahraga 10 atau 15 menit dalam seminggu pun tetap mengurangi kemungkinan mengalami gejala Covid-19 yang serius.

Walau begitu, studi ini memiliki keterbatasan. Pasalnya, catatan mengenai rutinitas olahraga dilaporkan sendiri oleh para responden tanpa dilacak secara objektif. Para peneliti juga hanya berfokus pada intensitas olahraga tanpa memperhitungkan faktor lain yang mungkin berperan, seperti aspek gaya hidup lain yang memengaruhi kesehatan mereka.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top