Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penyakit Menular

Studi: "Long Covid" Dapat Sebabkan Kelainan Organ

Foto : SANJAY KANOJIA / AFP

Petugas kesehatan memeriksa fasilitas virus Covid- 19 di sebuah rumah sakit di Prayagraj, beberapa waktu lalu. Jutaan orang di seluruh dunia diperkirakan menderita Long Covid, di mana serangkaian gejala, seperti sesak napas, kelelahan, dan kabut otak bertahan lama setelah pasien tertular

A   A   A   Pengaturan Font

PARIS - Hasil sebuah penelitian di Inggris, pada Sabtu (23/9), menyebutkan sepertiga orang yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 memiliki "kelainan" pada beberapa organ, beberapa bulan setelah terinfeksi.

Dikutip dari The Straits Times, jutaan orang di seluruh dunia diperkirakan menderita Long Covid, di mana serangkaian gejala, seperti sesak napas, kelelahan, dan kabut otak bertahan lama setelah pasien pertama kali tertular virus.

Namun banyak hal mengenai kondisi ini, termasuk bagaimana tepatnya Covid-19 menyebabkan berbagai gejala, masih belum diketahui. Penulis studi, yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet Respiratory Medicine, mengatakan studi tersebut menandai "langkah maju" dalam membantu penderita jangka panjang akibat Covid-19.

Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang mengamati pencitraan resonansi magnetik atau pemindaian Magnetic Resonance Imaging (MRI) pada beberapa organ, seperti otak, jantung, hati, ginjal, dan paru-paru, setelah dirawat di rumah sakit karena Covid-19.

Pembandingan Organ

Mereka membandingkan pemindaian organ terhadap 259 orang dewasa yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 di seluruh Inggris pada 2020 hingga 2021 dengan kelompok kontrol yang terdiri dari 52 orang yang tidak pernah tertular virus tersebut.

"Hampir sepertiga pasien Covid-19 memiliki kelainan pada lebih dari satu organ rata-rata lima bulan setelah meninggalkan rumah sakit," bunyi temuan studi tersebut.

"Mereka yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19, 14 kali lebih, mungkin mengalami kelainan paru-paru dan tiga kali lebih mungkin mengalami kelainan pada otak mereka. Namun, hati dan jantung tampaknya lebih tangguh," tambah para peneliti.

Kelainan pada otak termasuk tingginya tingkat lesi otak putih, yang dikaitkan dengan penurunan kognitif ringan. Jaringan parut dan tanda-tanda peradangan termasuk di antara perubahan yang terlihat pada paru-paru.

"Orang dengan kelainan beberapa organ empat kali lebih mungkin melaporkan gangguan mental dan fisik yang parah, membuat mereka tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari," kata penulis utama studi, Betty Raman, dari Universitas Oxford, pada konferensi pers online.

Penelitian ini dilakukan pada fase awal pandemi, sebelum kekebalan massal akibat vaksinasi dan infeksi sebelumnya dapat mengurangi tingkat keparahan Covid-19 secara keseluruhan. Hal ini tidak mencakup varian Omicron yang lebih ringan dan masih dominan di seluruh dunia.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top