Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Surat Bu Rossa

Strategi Merekrut Kandidat Tepat dengan "Background Check"

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pertanyaan:
Bu Rossa, atasan saya menyampaikan bahwa saya dan tim HRD harus ekstra hati-hati dalam proses screening calon karyawan karena saat ini banyak sekali pemalsuan data dalam resume maupun saat wawancara.
Mohon advis Bu Rossa bagaimana strategi melakukan background check untuk menemukan kandidat terbaik.
Jawaban:
Background check adalah sebuah tahapan screening yang dilakukan pada proses rekrutmen. Employer melakukan employee background check untuk mempelajari lebih lanjut tentang latar belakang kandidat, dengan kata lain mengkonfirmasi informasi yang diberikan pada resume dan pada saat wawancara. Tujuannya adalah untuk membuat keputusan perekrutan sebaik mungkin.
Tidak ada standar dalam background check dan setiap organisasi memiliki kebijakan dan pandangan yang berbeda-beda terkait hal penting apa saja yang perlu diteliti. Misalnya pada lembaga keuangan mungkin memerlukan pemeriksaan kredit kandidat, tetapi restoran cepat saji mungkin tidak.

Mengapa Background dan Reference Check Penting?
Pernahkah Anda sangat tertarik dengan resume hingga jawaban interview seorang kandidat? Tunggu dulu, belum tentu hal-hal yang Anda lihat tersebut akurat. Akan menjadi lebih bijaksana untuk melakukan pemeriksaan latar belakang dan referensi untuk memastikan semua informasi yang diberikan memang akurat.
Background check umumnya mencakup konfirmasi identitas kandidat, verifikasi riwayat pendidikan dan pekerjaan, hingga riwayat kriminalitas. Lewat pemeriksaan ini, rekruter akan mendapat gambaran yang lebih lengkap tentang profil kandidat.
Background check juga berfungsi untuk memverifikasi keakuratan informasi yang diberikan oleh pelamar tentang pengalaman, pendidikan, dan kualifikasi mereka.
Background check pun dapat meningkatkan kualitas pelamar secara keseluruhan, mengurangi biaya yang terkait bad hire dan pada akhirnya dapat menghindari risiko litigasi di masa depan. Selain itu, penerapan background check menjadi semakin penting ketika perusahaan merekrut untuk posisi di level manajerial atau senior.
Strategi Background Check untuk Merekrut Kandidat Terbaik menurut Pakar
1. Validasi Pendidikan Kandidat
Saat ini marak terjadi pemalsuan resume oleh kandidat. Salah satunya terkait pendidikan. Validasi pendidikan dapat dilakukan dengan mengkonfirmasi data melalui big data seperti Ristekdikti.
2. Interaksi di Sosial Media
Media sosial juga menjadi hal yang bisa anda screening dalam proses ini. Melalui sosial media kandidat, perusahaan dapat mengetahui bagaimana interaksi kandidat pada sebuah isu, cara pandang mereka, gaya komunikasi, dan lain-lain. Melalui media sosial, rekruter juga dapat mempertimbangkan apakah ada risky attitude yang dimiliki kandidat.
3. Riwayat Kriminalitas
Salah satu alasan utama untuk melakukan pemeriksaan latar belakang dan referensi adalah untuk menghindari kerugian atau tanggung jawab hukum kepada pemberi kerja. Untuk itu, riwayat kriminalitas kandidat bisa ikut Anda validasi melalui internet demi kenyamanan Anda sebagai pemberi kerja.
4. Lakukan Reference Check
Berbeda dengan cara screening di atas, reference check dilakukan dengan mendapatkan informasi dari rekan kerja kandidat. Ada berbagai informasi yang bisa Anda gali selama melakukan reference check, diantaranya adalah apa saja kelebihan kandidat dan apa saja hal-hal yang perlu ditingkatkan.
Ada beberapa pertanyaan lainnya terkait kesulitan selama bekerja dengan referal, bagaimana cara mengatasinya, dan apakah referal secara keseluruhan merekomendasikan kandidat untuk Anda rekrut. Sejalan dengan ini, reference check dapat membuat rekruter mendapatkan perspektif lebih luas tentang kandidat.
5. Validasi Job Responsibility, Scope, dan Achievement
Masih dalam tahap reference check, validasi job responsibility, scope, dan achievement juga perlu dilakukan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa kualifikasi kandidat di pekerjaan sebelumnya memang sesuai dengan apa yang kandidat sampaikan dan perusahaan butuhkan.
6. Menghindari Opini Subjektif, Bias, dan Personal
Saat melakukan validasi melalui referal kandidat, penting untuk memastikan rekruter tidak menggiring pertanyaan pada jawaban subjektif tertentu. Selain itu, rekruter juga harus tetap netral dengan tidak terpengaruh dan menerima begitu saja jawaban yang bersifat subjektif, personal, dan bias.
7. Bagaimana Jika Referensi Kandidat Menunjukan Testimoni Negatif?
Masuk ke tahap reference check sejatinya adalah tahapan terakhir menuju offering letter. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan hasil pada tahap reference check ini ternyata bersifat negatif dan berisiko untuk perusahaan. Rekruter harus tetap mempertimbangkan apakah feedback negatif tersebut krusial atau tidak.


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top