Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
surat bu rossa

Strategi Dampingi Anak-anak Belajar Daring di Rumah

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font


Pertanyaan:
Bu Rossa, saya ibu bekerja dengan dua orang putra dan putri yang masih duduk di SD. Tadinya anak-anak sudah bersemangat sekali saat sekolahnya mengumumkan akan masuk sekolah di tahun ajaran baru. Namun karena angka Covid-19 melonjak tajam, lalu sekolah kembali mengumumkan untuk belajar dengan sistem daring. Terus terang, anak-anak sudah jenuh belajar online tiap hari di rumah. Mohon tips-tipsnya ya Bu supaya anak-anak bersemangat lagi.

Jawaban:
Sebagian anak-anak kecewa karena sudah tidak sabar ingin sekolah secara normal dan bertemu teman-temanya lagi, namun sebagian yang lain senang karena tidak perlu pagi-pagi berangkat ke sekolah dan bisa bersantai di rumah.
Nah, bagaimana caranya mendampingi anak-anak belajar di rumah secara optimal?

1. Pilih Kata-kata yang Tepat
Berdasarkan laman parenting.co.id, ketika orang tua mendapatkan pengumuman bahwa sekolah ditutup, maka Anda perlu berhati-hati dalam meneruskan pesan tersebut pada anak. Alih-alih mengatakan, "Sekolahmu libur selama 2 pekan," sebaiknya sampaikan "Semua murid harus belajar di rumah selama 2 pekan".
Ketika mendengar "libur", anak mungkin berpikir bahwa ia bebas kewajiban belajar dan bisa santai. Sedangkan, frase "belajar di rumah" punya penekanan pada tanggung jawab yang harus mereka emban.

2. Tumbuhkan Suasana Produktif
Agstried Elisabeth Piether, psikolog pendidikan sekaligus co-founder Rumah Dandelion mengatakan bahwa tugas pertama orang tua adalah menyesuaikan situasi yang ada di rumah. "Tentu saja tidak bisa anak belajar persis sama seperti dengan situasi di sekolah," ujar dia.
Untuk itu, menghidupkan suasana di rumah menjadi produktif menjadi sebuah langkah penting.
"Kalau belajar dan bekerja di rumah, akan lebih baik di ruang yang memang didedikasikan untuk bekerja atau belajar. Tidak di kamar tidur atau di depan TV. Apalagi kalau TV-nya menyala," pesan dia.

3. Buat Jadwal
Agstried berpesan agar anak-anak tetap harus menaati jadwal yang sudah ada di rumah sebelumnya, seperti jadwal bangun tidur, mandi, dan sarapan. "Usahakan perubahannya seminim mungkin," ujar Agstried.
Jadi, jadwal ketika anak-anak sekolah normal bisa dijadikan sebagai jadwal belajarnya. Sekolah si kecil mungkin sudah memberikan panduan jadwal yang bisa diikuti, hal tersebut meliputi mata pelajaran dan tema apa saja yang harus dipelajari anak hari ini, pukul berapa anak akan menerima materi dan tugas, serta pukul berapa mereka harus menyelesaikan tugas.
4. Lebih Sabar
Anak-anak mungkin butuh waktu untuk menyingkirkan keengganannya untuk memindahkan aktivitas sekolah ke rumah. Oleh karenanya, Agstried berpesan agar orang tua lebih sabar mendampingi. "Bukan sekadar orang tua yang pusing harus beradaptasi dengan situasi ini. Anak pun juga punya konflik sendiri untuk beradaptasi belajar di rumah tanpa guru dan teman-teman," ucap dia.

5. Fleksibel
Walaupun sudah membuat jadwal, orang tua juga perlu punya fleksibilitas. "Lihat situasi. Kalau memang anaknya sedang butuh bergerak, maka jangan metode paper and pencil yang dipakai," pesan dia.
Kegiatan belajar bisa dilakukan di teras rumah, atau anak-anak bisa diberikan kesempatan sejenak untuk berolahraga ringan seperti main lompat tali, basket, senam atau yang lainnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top