Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Wabah I Kasus Sembuh Korona di Indonesia Bertambah 5.655 Orang

“Strain" Covid-19 Baru Diperkirakan Lebih Berbahaya

Foto : Sumber: Covid19.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

DURBAN - Studi laboratorium di Afrika Selatan menggunakan sampel Covid-19 dari individu yang mengalami imunosupresi (berkurangnya kapasitas sistem kekebalan tubuh) selama enam bulan menunjukkan virus itu berevolusi menjadi lebih patogen (mengganggu kesehatan). Ini menunjukkan varian baru dapat menyebabkan lebih banyak penyakit daripada strain Omicron yang dominan saat ini.

Dikutip dari The Straits Times, penelitian yang dilakukan oleh laboratorium yang sama yang pertama kali menguji strain Omicron terhadap vaksin pada 2021, menggunakan sampel dari orang yang terinfeksi HIV.

Selama enam bulan, virus awalnya menyebabkan tingkat fusi dan kematian sel yang sama dengan strain Omicron BA.1. Namun seiring perkembangannya, level tersebut naik menjadi serupa dengan versi pertama Covid-19 yang diidentifikasi di Wuhan, Tiongkok.

Studi yang dipimpin Alex Sigal di Africa Health Research Institute di Durban, Afrika Selatan, menunjukkan patogen Covid-19 dapat terus bermutasi, dan varian baru dapat menyebabkan penyakit dan kematian yang lebih parah daripada Omicron yang relatif ringan.

Studi ini belum ditinjau sejawat dan hanya didasarkan pada pekerjaan laboratorium pada sampel dari satu individu.

Sigal dan ilmuwan lain sebelumnya telah mendalilkan varian seperti Beta dan Omicron, keduanya awalnya diidentifikasi di Afsel, mungkin telah berevolusi pada orang yang mengalami imunosupresi, seperti orang yang terinfeksi HIV.

"Lamanya waktu yang dibutuhkan orang-orang ini untuk menghilangkan penyakit memungkinkannya bermutasi dan menjadi lebih baik dalam menghindari antibodi," kata mereka.

"Studi itu mungkin menunjukkan evolusi Sars-CoV-2 dalam infeksi jangka panjang tidak harus menghasilkan pelemahan," kata para peneliti dalam temuan mereka, yang dirilis pada Kamis (24/11).

"Ini mungkin menunjukkan varian masa depan bisa lebih patogen daripada strain Omicron yang beredar saat ini," tukasnya.

Kasus Sembuh

Sementara itu terkait dengan perkembangan korona di Tanah Air, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mencatat kasus sembuh Covid-19 di Indonesia bertambah 5.655 orang, pada Minggu (27/11) sehingga total saat ini mencapai 6.429.987 orang.

Berdasarkan data dari Satgas yang diterima Antara di Jakarta, kasus positif Covid-19 bertambah 4.151 orang sehingga jumlah keseluruhan hingga sekarang ini menjadi 6.650.244 orang.

Sedangkan kasus meninggal akibat Covid-19 mengalami tambahan sebanyak 35 orang sehingga total hingga saat ini menjadi 159.676 orang. Dengan demikian, kasus aktif Covid-19 di Tanah Air berkurang 1.539 orang menjadi 60.581 orang. Sebanyak 42.159 spesimen diperiksa per hari ini, dan ada 2.799 suspek Covid-19.

Tambahan kasus positif Covid-19 paling banyak disumbang oleh DKI Jakarta sebanyak 1.844 orang. Kemudian, diikuti dengan Jawa Barat (774), Banten (452), Jawa Timur (376), dan Jawa Tengah (186).

Tambahan kasus sembuh Covid-19 paling banyak disumbang oleh DKI Jakarta yakni 2.600 orang. Kemudian, diikuti dengan Jawa Barat (708), Banten (664), Jawa Timur (514), dan DI Yogyakarta (231).

Sedangkan tambahan kasus meninggal akibat Covid-19 paling banyak disumbang oleh Jawa Timur dengan 10 orang, yang diikuti dengan DKI Jakarta (7), dan Jawa Tengah (4).

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, meminta seluruh pihak untuk bersiap-siap menghadapi prediksi peningkatan kasus Covid-19 yang akan terjadi dalam waktu satu atau dua pekan ke depan.

"Kita sudah monitor secara daily (harian), harusnya kalau feeling saya, kita akan mencapai puncaknya antara satu atau dua pekan ke depan. Kemungkinan puncaknya itu akan tercapai," kata Menkes.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top