Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 19 Jan 2019, 01:00 WIB

Stonehenge

Foto: koran jakarta/aloysius widiyatmaka

Kawasan "Lost World" di kaki Gunung Merapi menjadi destinasi baru masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Salah satu yang wajib dimasukkan dalam agenda ke area ini adalah tempat pelancongan yang terdiri dari tumpukan "bebatuan" bernama Stonehenge.

Dalam edisi pekan lalu telah diceritakan bagian lain dari kawasan "Lost World" di Desa Petung, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, di antaranya the Lost Garden dan House Hobbit. Kali ini, mari coba memasuki tempat wisata yang dibuat mengikuti destinasi di luar negeri, Stonehenge Inggris.

Stonehenge berada di Desa Petung, Kelurahan Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Masyarakat Petung membangun Stonehenge yang merupakan replika dari destinasi dengan nama sama di Inggris. Stonehenge asli yang berada di Inggris merupakan suatu bangunan era zaman perunggu dan neolitikum.

Para arkeolog tidak dapat memastikan waktu pembentukannya. Mereka memperkirakan Stonehenge dibangun antara tahun 2400 dan 2200 sebelum Kristus. Walau begitu, ada juga yang memperkirakan usianya jauh lebih tua karena dibangun sekitar 3000 tahun sebelum Kristus.

Sejak 1986, Stonehenge masuk dalam daftar situs warisan dunia UNESCO. Stonehenge berasal dari kata stone dan henge. Stone berarti batu dan henge berarti lingkaran. Arkeolog mendefinisikan henge sebagai tembok tanah yang berbentuk melingkar dan terdapat parit di dalamnya.

Sementara itu, Stonehenge Petung sebagai bagian dari gugusan destinasi wisata "Lost World" yang hanya beberapa kilometer dari puncak Merapi. Stonehenge Petung dibangun untuk membangkitkan kondisi perekonomian warga setelah desa mereka diluluhlantakkan letusan dahsyat Gunung Merapi tahun 2010.

Dalam letusan mengerikan itu, Desa Petung disapu habis lava Merapi yang dimuntahkan dalam "kemarahan" besar gunung teraktif di dunia tersebut. Dalam sejarah yang dipajang di Kompleks Stonehenge, disebutkan bahwa warga lalu swadaya untuk bangkit membangun kehidupan, antara lain mendirikan destinasi wisata Stonehenge ini.

Masyarakat Jakarta untuk dapat sampai ke lokasi ini bisa naik pesawat Garuda Indonesia atau Sriwijaya Air dari Bandara Soekarno Hatta menuju Bandara Adisucipto Yogyakarta. Dari sini bisa menyewa taksi dengan perjalanan ke arah Kaliurang sekitar satu jam. Tempat wisata batu bertumpuk tersebut cukup eksotik dan baru ada di Kepuharjo ini untuk Indonesia.

Stonehenge Petung diresmikan akhir tahun 2016 dan kini menjadi destinasi pelancongan favorit masyarakat yang berlibur di Yogyakarta seperti dari Jakarta, Surabaya, Bandung, atau Semarang. Tentu ada juga dari daerah terdekat seumpama Magelang, Klaten, atau Solo. Susunan bebatuan sepanjang empat meter yang membentang di area seluas 200 meter persegi ini berasal dari sisa erupsi dahsyat Merapi pada tahun 2010.

Siang Hari

Meski tempat ini sudah buka sejak pukul 07.00, ada baiknya pengunjung sampai di sini sekitar tengah hari saat matahari berada di atas persis tumpukan-tumpukan batu. Sinar matahari akan menerpa batu-batu, sehingga menghasilkan momen yang amat indah dan mengesan. Maka, kalau mau ke Stonehenge tentu saja perlu memperhatikan kondisi cuaca.

Untuk itu, kalau mau melihat keindahan terpaan sinar matahari, tentunya wisatawan harus menunda andai terjadi mendung pada siang hari. Kecuali kalau yang penting berkunjung, turis dapat datang kapan saja. "Sayang, hari ini mendung. Saya sudah coba datang agak siang. Tadi dari Kota Yogya, matahari cukup terang. Eee… sampai sini agak mendung," ujar Windarti (23), wisatawan asal Purwokerto.

Menurut karyawan bank swasta terbesar nasional yang datang bersama dua rekannya ini, memang sengaja menjelajah kawasan Merapi. "Sudah lama sih, rencana ke sini. Tapi baru sekarang terwujud. Pengin lihat Merapi dari dekat," katanya.

Tapi, Windarti cukup senang, meski tak dapat melihat terang matahari di Stonehenge, namun cita-cita melihat Merapi dari dekat akhirnya terwujud. "Saya ke sini karena terpengaruh cerita teman-teman tentang wisata lava Merapi yang eksotik. Saya jadi tertarik," tambah dia.

Ya, kawasan Merapi memang menarik. Dia justru tambah membuat orang penasaran usai letusan dahsyat 2010. Gumpalan lava, gunungan pasir, dan batu-batu besar yang dimuntahkan dari lambung Merapi menjadi daya tarik tersendiri wisatawan. Mau lihat? Silakan datang. Tentu dengan memperhatikan kondisi Merapi yang kini berada di level dua. Maklum "Lost World" amat dekat dengan puncak Merapi. wid/G-1

Menjelajah Kaki Merapi

Gunung Merapi yang berada di area DIY dan Jateng itu selalu misteri. Dia bisa tiba-tiba berbahaya bila memuntahkan lahar panas ataupun dingin. Merapi bisa menjadi sumber malapetaka besar bagi masyarakat bila marah dan meletuskan diri. Namun di sisi lain, gunung teraktif dunia ini juga memberi berkat. Sebab, usai letusan yang menyemburkan jutaan kubik abu vulkanik, berarti juga mengirim pupuk kesuburan. Dia juga memberi jutaan kubik pasir dan batu yang tiada habis-habisnya dieksplorasi.

Tanah-tanah yang tersirami abu vulkanik akan menjadi lahan subur yang bila ditanami membuahkan hasil melimpah. Bahkan setelah meletus dahsyat pada 2010 yang meluluhlantakkan kawasan sekitar pun, Merapi memberi berkat. Salah satunya, dalam bentuk wisata offroad.

Hasil terjangan awan panas, lahar panas, lahar dingin, ataupun lava melahirkan pemandangan eksotik yang menarik bagi para wisatan. Bukit-bukit lava dan gunung-gunung pasir menjadi pemandangan tersendiri yang dicari turis. Itulah yang "dijual" pengelola wisata offroad kepada para pelancong.

Untuk dapat memasuki ke relung-relung bekas letusan Merapi, masyarakat tak bisa menggunakan kendaraan biasa. Turis harus naik Jeep yang bisa melintas di berbagai medan berat, seperti naik turun perbukitan dengan jalan bebatuan, menyeberang sungai, atau jalan terjal lainnya.

Hanya dengan naik Jeep wisata di kaki Gunung Merapi sisi selatan ini bisa lumayan komplit. Para turis dapat menjelajah sisa-sisa ledakan dahsyat gunung teraktif dunia tersebut dengan ikut tour lava offroad. Namun untuk kegiatan ini diperlukan tambahan biaya guna menyewa Jeep dan perlu waktu. Jika mengambil rute paling komplit kira-kira diperlukan sekitar empat jam.

Harga tour offroad menggunakan Jeep dalam rentangan mulai 350.000 rupiah sampai 600.000 rupiah. Satu Jeep bisa diisi empat atau lima orang. Para guide akan mengantar pelancong meliuk-liuk dengan Jeep, naik turun bukit, menyeberangi sungai dan singgah di beberapa destinasi populer, di antaranya museum mini "Sisa Hartaku," Batu Alien, Bungker Kaliadem yang menelan korban dua orang saat letusan dahsyat 2010, dan melitas Kali Kuning.

Kemudian, ada rute memasuki kawasan "Lost World," petilasan rumah Mbah Marijan, makamnya, dan beberapa tempat lain. wid/G-1

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: Aloysius Widiyatmaka

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.