Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Prasarana Umum I Salah Satu Tonggak Pencapaian Konstruksi

Stasiun Monas dan Thamrin Tersambung

Foto : ANTARA/HO-MRT Jakarta

Mesin bor ­terowongan 2 telah menyambungkan Stasiun Monas dan Stasiun Thamrin sebagai bagian ­pembangunan MRT Jakarta Fase 2A di Jakarta, Jumat (29/7).

A   A   A   Pengaturan Font

Tahap selanjutnya, TBM 2 akan melakukan putar balik di titik batang utara Stasiun Thamrin untuk merampungkan konstruksi terowongan arah utara, kembali ke arah Stasiun Monas.

JAKARTA - Mesin bor terowongan (tunnel boring machine/TBM) 2 telah berhasil menyambungkan Stasiun Monas dan Stasiun Thamrin dengan jarak 385,5 meter pada proyek pembangunan MRT Jakarta fase 2A?????.? Informasi ini disampaikan Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta (Perseroda), Silvia Halim, di Jakarta, Selasa (2/8).
Dia mengatakan mesin bor terowongan tersebut telah menembus dinding sisi utara Stasiun Thamrin Jumat (29/7). TBM 2 digunakan untuk membangun terowongan arah selatan (southbound) dari Stasiun Monas ke Stasiun Thamrin.
Terobosan ini merupakan salah satu milestone (tonggak pencapaian) dari pekerjaan konstruksi fase 2A MRT Jakarta, khususnya CP 201 yang mencakup pembangunan Stasiun Thamrin dan Monas. Menurut Silvia, pekerjaan ini membutuhkan waktu tiga bulan sejak 11 April hingga 29 Juli.
Pada tahap selanjutnya, TBM 2 akan melakukan putar balik di titik shaft (batang) utara Stasiun Thamrin untuk melanjutkan konstruksi terowongan arah utara (northbound), kembali ke arah Stasiun Monas. Sejauh ini, pekerjaan CP 201 telah mencapai 41,84 persen.
Pekerjaannya antara lain penggalian dan pengecoran pelat dasar Stasiun Monas. Kemudian, pengecoran kolom dan struktur dinding gardu induk Monas. Ada juga perbaikan kualitas tanah Stasiun Thamrin. Lalu, pemasangan hiasan lampu lalu lintas sisi selatan Stasiun Thamrin.
"Kami optimistis bahwa target penyelesaian CP 201 pada bulan Maret 2025 akan tercapai," tandas Silvia. Dalam konstruksi CP 201, digunakan dua mesin bor: TBM 1 dan TBM 2. Untuk TBM 1 akan membuat terowongan arah utara dan selatan yang menghubungkan Stasiun Bundaran HI dan Thamrin.
Sementara itu, TBM 2 membangun terowongan yang menghubungkan Stasiun Monas dan Thamrin. Setelah itu, kedua TBM akan bersama-sama membangun terowongan arah utara dan selatan yang menghubungkan Stasiun Monas dan Harmoni.
Sterilisasi
Sementara itu, Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi, mendesak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sterilisasi busway. Dia minta Dinas Perhubungan, Transjakarta berkoordinasi, dan kepolisian mengevaluasi karena terjadi penumpukan Transjakarta di jalur busway. "Ini seharusnya bisa diatur," kata Prasetyo.
Dia mengatakan seharusnya para penegak hukum mengambil upaya untuk mengatur tegas dan konsisten bagi para penerobos jalur Transjakarta. Untuk mencegah penerobosan, DKI bisa menempatkan petugas di setiap pintu masuk jalur Transjakarta.
"Ini harus tegas. Kalau tidak boleh, ya tidak boleh. Kecuali, VIP atau ambulans yang perlu kecepatan," tutur Prasetyo. Politikus PDI Perjuangan itu mengaku pihak berwenang sebaiknya bisa menyiagakan pegawai berstatus Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP) yang dimiliki Dishub. "Dishub banyak sekali PJLP. Anggaran juga ada. Jadi, jangan sampai anggaran dibuang percuma," ujarnya.
Menurut Prasetyo, jumlah kendaraan yang menerobos jalur Transjakarta harus bisa diminimalkan karena acap kali menjadi biang kecelakaan lalu lintas. Sebelumnya, Direktur Operasional dan Keselamatan Transjakarta, Yoga Adiwinarto, mengatakan angka kecelakaan diklaim menurun dua tahun terakhir. Pada tahun 2020, rata-rata kecelakaan per 100.000 kilometer mencapai 3,18 persen.
Angka ini turun drastis di 2021 menjadi 0,78 persen. Kemudian tahun ini menjadi 0,43.
Sejauh ini, ada tiga jenis kecelakaan yang sering terjadi penumpang terjepit, terjatuh, serta bus menabrak pejalan kaki.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Yohanes Abimanyu

Komentar

Komentar
()

Top