Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Stapac Jawara IBL

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Stapac Jakarta akhirnya merengkuh gelar IBL setelah puasa gelar sejak 2014. Stapac menahbiskan sebagai tim yang layak juara karena tak terkalahkan dalam 21 pertandingan.

BANDUNG - Rangkaian IBL 2018-2019 resmi berakhir di GOR C'Tra Arena, Bandung, pada Sabtu (23/3) malam, ketika Stapac Jakarta berhasil mengalahkan Satria Muda Pertamina Jakarta dengan skor 74-56 dalam laga kedua final untuk meraih gelar juara.

Stapac, yang sebelumnya menang 79-68 di laga final pertama di markas Satria Muda di GOR BritAma Arena Jakarta, berhasil kembali menjadi juara setelah lima tahun, saat kompetisi masih bernama NBL pada 2014 silam.

Gelar itu sekaligus juga menjadi gelar juara ke-13 Stapac sejak mereka menjadi jawara dalam musim debut mereka di liga basket Indonesia pada Kompetisi Bola Basket Utama (Kobatama) 1988 silam.

Tim besutan Giedrius Zibenas itu sejak musim reguler hingga final membukukan catatan 21 kemenangan dan hanya satu kekalahan (21-1), yang terjadi di laga pertama ketika komposisi pemain mereka masih belum lengkap karena ditinggalkan tiga penggawa ke tim nasional Indonesia serta belum diperkuat pemain impor yang kini menjadi pilar penting juara.

Center impor Stapac, Savon Goodman, dinobatkan sebagai Pemain Terbaik (MVP) Final IBL 2018-2019 setelah membukukan catatan 21 poin dan 12 rebound di laga pertama serta 20 poin dan 19 rebound di laga kedua.

Raihan itu bukan pencapaian personal pertama Goodman musim ini, sebab dalam debutnya di kancah basket Indonesia pemain Amerika Serikat berusia 25 tahun itu juga memenangi Kontes Slam Dunk serta menjadi MVP All-Star.

Selain Goodman, empat pemain Stapac juga berhasil menyabet gelar personal yakni Agassi Goantara sebagai Debutan Terbaik, Widyanta Putra Teja sebagai Pemain Paling Meningkat, Abraham Damar Grahita sebagai Cadangan (Sixthman) Terbaik dan Kaleb Ramot Gemilang sebagai MVP IBL 2018-2019.

Sedangkan tiga gelar personal lainnya di IBL 2018-2019 disabet oleh pelatih NSH Jakarta Wahyu Widayat Jati, pemain Bogor Siliwangi Michael Vigilance Jr. dan penggawa Satya Wacana Salatiga Madarious Gibbs.

Layak Juara

Pelatih Stapac Jakarta, Giedrius Zibenas menilai timnya layak meraih kemenangan pada laga final. Pelatih asal Lithuania itu juga senang dengan penampilan anak asuhnya yang bermain penuh percaya diri.

"Kami layak juara. Saya senang dengan pemain saya. Mereka saling percaya satu sama lain. Kami menganggap setiap gim adalah final," kata Zibenas usai pertandingan.

Zibenas memuji seluruh kinerja staf Stapac yang berhasil menjaga kondisi fisik pemain agar tidak cedera di sepanjang musim ini. "Selurus staf sangat bagus karena mampu menjaga para pemain dari cedera di sepanjang musim. Kalau Anda perhatikan, Kami selalu bagus pada kuarter terakhir, semuanya soal kebugaran," tegasnya.

Pemain Stapac Jakarta, Abraham Damar Grahita mengaku pengorbanan yang selama ini dilakukan akhirnya terbayarkan dengan juara. Karena selama latihan seluruh pemain selalu dimarahi oleh sang pelatih. "Semua pengorbanan terbayar. Setiap latihan dimarahi pelatih sudah terbayar lunas dengan gelar juara," kata Abraham.

Menurut Abraham, tim lawan bermain sangat bagus pada pertandingan hari ini. Namun seluruh pemain fokus pembenahan di kuarter kedua. "Satria Muda tim bagus, tapi Stapac fokus pada pembenahan diri sendiri pada babak kedua," sambungnya.

Pada laga itu, Savon Goodman yang mencatat double double dengan 20 poin dan 19 rebound dinobatkan sebagai MVP Final.

"Ini bukan tentang saya. Saya jadi MVP juga karena teman teman. Saya gembira bisa menjadi juara ," kata Savon.

Sementara Pelatih Satria Muda Youbel Sondakh mengakui keunggulan Stapac pada laga kedua final IBL ini. jon/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Yohanes Abimanyu

Komentar

Komentar
()

Top