Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sri Wahyuni dan Dewi Safitri Sumbang Emas

A   A   A   Pengaturan Font

Lifter-lifter Indonesia berjaya di ajang test event Asian Games dengan meraih empat medali emas melalui Sri Wahyuni, Dewi Safitri, Eko Yuli Irawan, dan Surahmat.

JAKARTA - Lifter Sri Wahyuni Agustiani dan Dewi Safitri berhasil menyumbangkan medali emas untuk Indonesia di turnamen uji coba jelang Asian Games 2018 di Jakarta International Expo, Kemayoran, Minggu (11/2).

Sri Wahyuni merebut emas di kelas 48 kilogram putri dengan mencatatkan total angkatan 187 kilogram dengan snatch 82 kilogram serta clean and jerk 105 kilogram. Dia melampaui torehan lifter Thailand, Chiraphan Nanthawong yang membuat angkatan total 181 kilogram dan lifter putri Indonesia Yolanda Putri dengan 158 kilogram di peringkat ketiga.

Meski menjadi yang terbaik, total angkatan Yuni masih jauh dari apa yang diraihnya ketika meraih medali perak Olimpiade 2016, Brasil, yaitu 192 kilogram.

Sementara Dewi Safitri menjadi yang terbaik di kelas 53 kilogram putri dengan total angkatan 184 kilogram (snatch 77 kilogram serta clean and jerk 107 kilogram).

Dia melampaui angkatan rekan senegaranya Syarah Anggraini di posisi kedua dengan total angkatan 180 kilogram serta lifter Malaysia di peringkat ketiga Sharifah Inani Najwa dengan 161 kilogram.

Bagi Dewi, torehan ini lebih rendah dibandingkan angkatan Dewi di Olimpiade 2016, Brasil dan Islamic Solidarity Games 2017, Azerbaijan yakni 185 kilogram.

Hasil ini disambut baik oleh manajer tim nasional angkat besi Indonesia Dirja Wihardja. Menurut Dirja, torehan di turnamen uji coba akan dipakai untuk mengevaluasi tim menuju Asian Games 2018.

"Asian Games 2018 tinggal menghitung hari. Kami akan evaluasi agar bisa lebih baik di Asian Games nanti," kata dia.

Peluang Sama

Sementara itu, lifter putra andalan Indonesia Eko Yuli Irawan mengincar total angkatan 315 kilogram di Asian Games 2018, dengan target 140 kilogram angkatan snatch dan 175 kilogram clean and jerk. Eko memperkirakan angkatan seberat itu cukup untuk meraih medali emas di kategori 62 kilogram putra yang pada Asian Games 2014, Korea Selatan, direbut oleh lifter Korea Utara Kim Un Guk.

"Mudah-mudahan bisa lebih dari itu," ujar Eko di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Minggu.

Peraih medali perak Olimpiade 2016 ini mengatakan di Asian Games 2018 semua negara memiliki peluang sama untuk meraih emas di kelas 62 kilogram putra.

Sebabnya, sang jagoan di kelas itu yang juga peraih medali emas Asian Games 2014, Kim Un Guk tak bisa tampil karena masih dalam hukuman usai gagal melewati tes doping di Kejuaraan Dunia tahun 2015 di Amerika Serikat.

Adapun total angkatan terbaik Eko Yuli adalah 317 kilogram yang ditorehkannya di Olimpiade London tahun 2012, di mana dia meraih perunggu. Terkini, di turnamen uji coba jelang Asian Games 2018, Eko Yuli Irawan membukukan total angkatan 295 kilogram, di mana 135 kilogram merupakan angkatan snatch dan sisanya clean and jerk.

"Jadi di Asian Games 2018 nanti, pesaing kami datang dari atlet-atlet negara seperti Vietnam, Korea Selatan dan tim lapis kedua Korea Utara. Namun itu tak bisa jadi acuan di Olimpiade 2020 Tokyo karena di sana China dan negara lainnya yang sebelumnya dilarang tampil sudah bisa berkompetisi," kata atlet asal Lampung itu.

Indonesia sudah meraih empat medali emas, tiga perak, dan satu perunggu di turnamen uji coba jelang Asian Games 2018.

Para peraih emas tersebut adalah Sri Wahyuni Agustiani di kelas 48 kilogram putri (total angkatan 187 kilogram), Dewi Safitri di kelas 53 kilogram putri (total angkatan 184 kilogram), Surahmat bin Suwoto di kelas 56 kilogram putra (total angkatan 259 kilogram) dan Eko Yuli Irawan di kelas 62 kilogram putra (total angkatan 295 kilogram).

Indonesia masih berpeluang menambah medali emas karena sampai berita ini diturunkan, masih ada dua nomor lagi yang belum dipertandingkan yaitu kelas 69 kilogram putra dan kelas 77 kilogram putra. frn/S-2


Redaktur : Sriyono

Komentar

Komentar
()

Top