Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Energi Terbarukan

"Solar Park" Akan Dibangun di Indonesia Timur

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pengembangan PLTS secara masif didorong lantaran saat ini keekonomian PLTS sudah kompetitif dan mampu bersaing dengan pembangkit fosil seperti pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). "Sudah bisa bersaing. Memang kalau PLTU bisa sebagai base load, PLTS hanya pada saat Mataharinya ada. Bagaimana mencapainya? Ini kombinasi antara kesiapan dan pendapatan keekonomian yang baik, aspek teknis juga, supaya PT PLN tidak kesulitan menerima PLTS skala besar," katanya.

Berjalan Lamban

Meski demikian, realisasi Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional berjalan lamban. Hal itu karena banyak proyek EBT terkendala eksekusi akibat proses lelang yang berlarut-larut.

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan porsi EBT dalam bauran energi nasional hanya mencapai 11,51 persen hingga akhir 2020. Angka tersebut di bawah target yang dipatok pemerintah sebesar 13,4 persen.

"Targetnya 13,4 persen untuk 2020 tapi memang kalau dirunut ke belakang, capaian 2019 untuk EBT yaitu 9,2 persen. Secara tahunan porsi EBT dalam naik 2,36 persen. Angkanya masih cukup panjang untuk mencapai 23 persen tapi dengan 2,3 persen dalam satu tahun, ini capaian yang positif," jelas Dadan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Antara

Komentar

Komentar
()

Top