Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Tokoh Pejuang

Soegondo, Tokoh Sumpah Pemuda Mulai Dilupakan

Foto : Repro: Wikimedia
A   A   A   Pengaturan Font

BOGOR - Soegondo Djojopuspito, salah seorang pemuda Indonesia yang menjadi tokoh penting lahirnya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, kini namanya mulai dilupakan. Patung Soegondo Djojopuspito tersimpan di Museum Sumpah Pemuda, Jalan Kramat Raya Nomor 106, Jakarta Pusat.


"Sebetulnya, Soegondo adalah tokoh yang dilupakan. Sebelum Indonesia memproklamirkan menjadi negara, bangsa Indonesia sudah diproklamirkan lewat Sumpah Pemuda itu," kata putra Soegondo, Sunaryo Joyopuspito, di kediamannya di kawasan Depok, Jawa Barat, Jumat (27/10).


Adanya patung Soegondo ini menandai perannya sebagai salah seorang di balik peristiwa sejarah menuju Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Menurut Sunaryo, dalam Kongres Pemuda II, Soegondo yang menjadi Ketua Pemuda Indonesia, ingin melahirkan suatu trilogi ikrar yang monumental agar diingat bagi para pemuda dan pemudi di kemudian hari, yakni "Kita Putra dan Putri dari satu bangsa berasal dari satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa, Indonesia".


M Yamin, salah seorang pemuda yang mahir berbahasa Indonesia menerjemahkan trilogi kongres pemuda ke dalam bahasa Indonesia menjadi Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa.

"Di detik terakhir kongres, Yamin menyodorkan secarik kertas yang berisi rumusan resolusi yang lebih luwes kepada Soegondo yang akhirnya diparaf dan disetujui dan diakui oleh anggota lainnya dari konsep trilogi pemuda Indonesia Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa," kata Sunaryo.


Menurut Sunaryo, sejak masa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Daoed Jusuf, yang mengusulkan Soegondo menjadi Pahlawan Nasional hingga Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) dari berbagai masa pemerintahan sejak Orde Baru hingga Orde Reformasi saat ini. Namun, tambah Sunaryo, usulan tersebut tidak ada tindaklanjutnya.


Kondisi itulah yang kemudian membuat sosok sepenting Soegondo Djojopuspito yang berjasa dalam perjalanan bangsa Indonesia dinilainya terlupakan. "Saya pribadi sebagai anak tidak mengerti, di mana letak apresiasi negara sehingga sampai saat ini usulan untuk menjadi Pahlawan Nasional itu belum terlaksana," katanya.


Sunaryo mengatakan bangsa Indonesia lahir pada 1928, sedangkan negara Indonesia dilahirkan 1945 lewat Proklamasi yang dibacakan oleh Soekarno. Soekarno dan Soegondo dulunya pernah mondok bersama di rumah tokoh pendiri Partai Sarikat Dagang Islam, kemudian menjadi Partai Sarikat Islam, Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto di Surabaya, Jawa Timur, periode 1919-1922.


Di mata Sunaryo, HOS Tjokroaminoto adalah tokoh penting, seperti gerakan kebangsaaan pemuda Indonesia yang juga melahirkan dua tokoh besar seperti Soekarno dan juga ayahnya, yakni Soegondo.

Baca Juga :
MUDIK LEBIH AWAL


Bagi Sunaryo, peringatan Sumpah Pemuda setiap tanggal 28 Oktober hanya tinggal seremonialnya saja. Seperti ketika orang bertanya tentang lagu keroncong di era saat ini, karena keroncong sudah ditinggalkan. eko/Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top