Soal Taiwan, Menlu Wang Yi Bilang Rusia dan Negara Lain Mendukung Prinsip Satu Tiongkok, Termasuk Indonesia

BEIJING - Rusia dan sejumlah negara lain menunjukkan dukungannya untuk prinsip Satu Tiongkok di tengah eskalasi di Selat Taiwan, kata Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi dalam wawancara dengan media nasional yang disiarkan Jumat (12/8). Kantor berita Rusia Tass melaporkan, Jumat (12/8).

"Posisi adil dan rasional Tiongkok membangkitkan dukungan luas," Wang Yi menekankan.

"Rusia, Kamboja, Laos, Indonesia, Brunei, Malaysia, Vietnam, Singapura, Bangladesh, Yunani, Turki, Selandia Baru, dan negara lain mengekspresikan dukungan mereka untuk prinsip Satu Tiongkok atas dasar (hubungan) bilateral maupun bilateral, mereka juga mengekspresikan harapan untuk menjaga situasi regional dan internasional yang damai dan stabil," kata Yi.

Eskalasi ketegangan di Selat Taiwan dan kawasan Asia Pasifik meningkat setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi berkunjung ke Taiwan pada 2-3 Agustus lalu. Kunjungan yang mengundang kritik tajam dari Tiongkok daratan. Beijing telah berulang kali memperingatkan Washington bahwa pihaknya akan melakukan langkah-langkah balasan jika Pelosi ke Taiwan.

Pada 4 Agustus, Tentara Tiongkok menggelar latihan militer dengan meluncurkan rudal-rudal di enam wilayah perairan di sekitar Taiwan. Manuver-manuver itu berakhir pada 7 Agustus namun diperluas tanpa batas waktu. Juru bicara Komando Timur Tiongkok menyatakan pada 10 Agustus bahwa latihan-latihan itu telah tercapai. Namun tidak secara khusus mengatakan apakah latihan telah benar-benar selesai.

Taiwan memiliki pemerintahan sendiri sejak 1949 ketika pasukan Kuomintang yang dipimpin Chiang Kai-shek (1887-1975) dikalahkan dalam perang sipil Tiongkok, lalu melarikan diri ke pulau Taiwan. Taiwan telah memiliki bendera dan simbol-simbol sendiri (Republik) yang telah ada sebelum partai Komunis mengambil alih daratan. Menurut posisi resmi Tiongkok yang didukung oleh sebagian besar negara termasuk Rusia, pulau Taiwan adalah salah satu dari provinsi Tiongkok.