Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Soal Ratusan Warga Sipil Tewas di Bucha Ukraina, PBB Sebut Korban Sengaja Dijadikan Target Pembantaian dengan Cara Mengerikan Ini

Foto : AFP

Warga sipil yang tewas di Bucha Ukraina

A   A   A   Pengaturan Font

Kantor Urusan Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau OHCHR mengungkapkan, korban pembantaian di Bucha, Ukraina ditarget secara langsung. Ini berdasarkan hasil kesimpulan dari sebuah video yang menunjukkan detik-detik itu terjadi.

Juru Bicara OHCHR Liz Throssell dalam sebuah keterangan pers menyebut warga sipil di sana memang menjadi target untuk dibunuh. Ini seiring ditemukannya korban sipil dengan posisi tergeletak di jalanan.

Throssel juga menyebut pembantaian di Bucha jelas sebagai kejahatan perang. Menurutnya, aksi tersebut tak seperti serangan artileri atau rudal yang menyasar bangunan, sehingga Rusia akan sulit mengelak dari insiden tersebut.

"Kami telah berbicara tentang kejahatan perang dalam konteks penembakan, pemboman, dan serangan artileri. Sekarang mereka perlu diselidiki. Tapi, Anda bisa berargumen ada konteks militer, misalnya, untuk sebuah bangunan yang dihantam," katanya, dikutip dari Al-Jazeera, Rabu (6/4).

"(Namun) Sulit untuk melihat apa konteks militer dari seseorang yang tergeletak di jalan dengan peluru di kepala atau tubuh mereka dibakar," tambahnya.

Terkait insiden tersebut, Rusia sendiri menolak tuduhan aktor di balik pembantaian di Bucha. Bahkan, Kedutaan Besar Rusia di Indonesia dalam sebuah keterangan yang disampaikan menyebut aksi tersebut dilakukan oleh figur Neo Nazi Ukraina yang juga anggota Batalyon Azov, Sergey Korotkih.

"Ia yang harus memberikan perintah untuk menembak orang tanpa ada tanda khusus, yaitu warga sipil biasa," bunyi keterangan tersebut.

Di sisi lain, Inggris juga ikut buka suara atas penemuan ratusan jenazah warga Ukraina di wilayah Bucha yang dicurigai dilakukan oleh pasukan Rusia. Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris Liz Truss mengungkapkan negaranya menyerukan kepada dunia untuk menambah sanksi ekonominya terhadap Rusia.

Truss juga berjanji, seruan penambahan sanksi tersebut akan dibawa dalam forum G7 dan NATO di Brussel pada akhir pekan ini. Bahkan, ia juga menjanjikan dana sebesar 10 juta poundsterling atau sekitar Rp200 miliar untuk mendukung organisasi yang menyuarakan kekerasan seksual tentara Rusia di Ukraina.

"Putin (Presiden Rusia) belum menunjukkan bahwa dia serius tentang diplomasi. Pendekatan keras dari Inggris dan sekutu kami sangat penting untuk memperkuat tangan Ukraina dalam negosiasi," kata Truss dikutip dari CNN International, Selasa (5/4).

"Kami akan berbuat lebih banyak untuk meningkatkan tekanan pada Rusia dan kami akan terus mendorong yang lain untuk berbuat lebih banyak," lanjutnya.

Sebagai informasi, pembantaian ratusan warga sipil Ukraina di Bucha terungkap saat beredar sebuah video dan foto-foto menunjukan para korban tewas dengan tangan terikat. Hal tersebut menjadi sorotan publik di dunia belakangan ini.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top