“Smart Farming" Tekan Risiko Cuaca
Teknologi 4.0 bidang pertanian menjadi sesuatu yang penting untuk menghadapi perubahan iklim. Teknologi berkembang dengan tujuan untuk menghindari berbagai risiko kerugian dalam budi daya pertanian berkaitan dengan perubahan iklim, seperti gagal tanam dan serangan hama.
Pengajar Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Bayu, mengatakan kebutuhan teknologi dalam menghadapi perubahan iklim dapat berupa prediksi cuaca, jumlah air, kondisi tanah dengan pemasangan sensor, waktu pemupukan yang tepat dan jumlah pemupukan, serta cara menghadapi dan menangani serangan hama.
Informasi yang didapat melalui sensor tersebut harus dapat dipahami oleh petani dan dapat diakses secara realtime. Selain digunakan pada sisi budi daya, teknologi smart farming bisa diterapkan juga sebagai penduga emisi gas rumah kaca.
Masalah Regenerasi
Praktisi teknologi irigasi tetes komoditas hortikultura pada lahan kering, Yance, menegaskan banyak lahan di Indonesia tidak dimaksimalkan secara baik akibat iklim yang tak menentu dan ketersediaan air terbatas. Masalah selanjutnya, kata dia, petani di Indonesia 90 persen berusia di atas 47 tahun.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya