Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
DISKONTO

Skema Kemitraan dengan Petambak Garam Perlu diperluas

Foto : ANTARA/Mohamad Hamzah
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pelaku industri pengolah dan pengguna garam terus mendorong pembangunan skema kemitraan dengan petambak lokal. Hal itu dimaksudkan agar garam yang dihasilkan petambak bisa digunakan oleh industri di dalam negeri sehingga impor garam bisa ditekan. Skema ini menjadi salah satu fokus Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia (AIPGI).

Selain sebagai pengguna, AIPGI juga fokus mengolah garam lokal menjadi garam industri. Ketua Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia (AIPGI) Tony Tanduk menyebutkan selama ini skema kemitraan itu sudah terbangun, sehingga produksi garam lokal sudah bisa terserap oleh sektor industri.

Dari sekitar 1,5 juta ton garam yang diproduksi di dalam negeri, sekitar 70 persen dari yang dialokasikan untuk industri merupakan hasil kemitraan antara industri pengelola garam dengan petambak lokal. "Itu sebagian besar di Jawa, baik Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Hal serupa juga akan dilakukan di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mana saat ini sedang dikembangkan," ungkap Tony dalam diskusi soal garam di Jakarta, Selasa (20/3). Terkait dengan upaya mengejar swasembada garam, menurut Tony sebagai industri tentunya pihaknya sangat mendukung.

Hanya saja kendala di RI ialah pada faktor cuaca, sebab pengembangan garam juga bukan karena fatkor panjang pantainya tetapi juga karena cuaca dan ketersediaan lahan. Disebutkannya, musim kemarau yang tidak terlalu lama. Di Jawa, misalnya, hanya sekitar 4-5 bulan, lalu di NTT 6-7 bulan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top