Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Skandal Keuangan Ancam Manchester City Degradasi

Foto : Paul ELLIS / AFP

Dugaan Pelanggaran Aturan Keuangan Manchester City I Suasana Stadion Etihad markas Manchester City, ­beberapa waktu lalu. Manchester City telah dirujuk ke komisi independen oleh Liga Premier atas dugaan pelanggaran aturan keuangannya, demikian diumumkan liga Inggris, Senin (6/2). Dugaan pelanggaran tersebut mencakup periode dari musim 2009–2010 hingga 2017–2018.

A   A   A   Pengaturan Font

LONDON - Manchester City adalah klub sangat kaya yang menjadi kekuatan dominan Liga Premier. Tapi kini, mereka menghadapi masa depan yang tidak pasti termasuk ancaman degradasi. City yang didukung investor asal Abu Dhabi didakwa oleh otoritas sepak bola papan atas Inggris awal pekan ini. Ada lebih dari 100 dugaan pelanggaran aturan keuangan musim 2009-2010 hingga 2017-2018. Pelanggaran tersebut telah dirujuk ke komisi independen.

Juara bertahan juga dituduh gagal bekerja sama dengan tim investigasi yang dilakukan Liga Premier. Klub menghadapi berbagai kemungkinan hukuman, termasuk teguran, pengurangan poin atau bahkan degradasi dari Liga Premier. City, yang bulan lalu berada di daftar teratas Deloitte sebagai salah satu klub terkaya dunia, tampaknya yakin dapat keluar dari badai tersebut.

Klub itu menegaskan ada bukti "tak terbantahkan" yang mendukung mereka. Ini bukan pertama kalinya klub, yang berubah di dalam dan di luar lapangan setelah diambil alih oleh Abu Dhabi United Group tahun 2008, menjadi sorotan terkait masalah keuangan. City didenda 60 juta euro (972 miliar rupiah) tahun 2014 karena melanggar peraturan "Financial Fair Play" UEFA.

Klub itu dilarang selama dua tahun untuk bermain di kompetisi UEFA di Februari 2020 oleh federasi sepak bola Eropa karena "pelanggaran serius financial fair play." Tapi sanksi itu dibatalkan oleh Pengadilan Arbitrase Olahraga, akhir tahun itu. Tahun lalu, pelatih City, Pep Guardiola, menjelaskan bahwa dia akan meninggalkan klub jika mengetahui telah dibohongi oleh pemilik klub. City telah meraih empat dari lima gelar Liga Inggris terakhir di bawah asuhan Guardiola.

Pengamat sepak bola yang juga jurnalis The Times, Henry Winter, mengatakan City menghadapi tuduhan melakukan kesalahan dalam skala industri. Jika terbukti, hukuman berikutnya harus dirancang untuk mencegah orang lain meniru hal yang dilakukan City. Namun, Simon Chadwick, pakar ekonomi olahraga dan geopolitik di sekolah Bisnis SKEMA di Paris, mengatakan masalah yang lebih luas sedang terjadi.

Dia mengatakan bahwa pemerintah Inggris akan segera menerbitkan buku putih - dokumen konsultasi, yang dapat menjadi dasar undang-undang - yang diharapkan dapat mendukung pembentukan regulator independen untuk sepak bola. Liga Primer terjebak di antara batu karang dan tempat yang sulit karena merasa ditekan pemerintah. Hal itu terutama untuk mengambil pendekatan yang lebih kuat terhadap keuangan dan tata kelola. "Tapi juga disadari bahwa pemerintah pada dasarnya berperan untuk hal buruk yang telah terjadi," ujar Chadwick.

Pakar keuangan sepak bola, Kieran Maguire, juga menyoroti konteks politik dari upaya pemerintah untuk mengguncang bisnis dan industri sepak bola. "Liga Primer menentang regulator independen dalam sepak bola. Saya tidak ingin mengikuti konspirasi besar, tetapi Liga Primer ingin membuktikan kepada semua pihak yang berkepentingan bahwa mereka mampu menjaga rumah tangga sendiri," ujarnya kepada BBC.

Baik Maguire maupun Chadwick tidak yakin, City menghadapi kemungkinan degradasi. Chadwick mengatakan kompromi adalah hasil yang paling mungkin dari proses yang panjang. "Jika keunggulan kompetitif Inggris dalam sepak bola dirusak, itu mengirim sinyal ke Abu Dhabi, Amerika Serikat, Arab Saudi, dan negara lain bahwa Inggris memberlakukan aturan kejam pada investor luar negeri," ujarnya.

Dibela Kompany

Mantan kapten Manchester City, Vincent Kompany,ikut berkomentar terkait tuduhan itu. Kompany yang sekarang menjadi pelatih klub Championship, Burnley, memenangkan empat gelar Liga Inggris dan enam trofi domestik selama 11 tahun di Stadion Etihad.

Pemain asal Belgia berusia 36 tahun itu mempertahankan ikatan emosional yang kuat dengan City. Meskipun tidak mau berkomentar langsung atas tuduhan itu, dia mengatakan adalah salah jika orang menyalahkan mantan klubnya itu. Ditanya usai kemenangan Burnley atas Ipswich di Piala FA, apakah tuduhan pelanggaran keuangan akan menodai prestasi yang dia capai di City, Kompany mengatakan, itu hal yang salah. ben/AFP/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top