Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebakaran Manggarai

Sisa Warna dari Kampung Mural

Foto : ISTIMEWA

MURAL BATIK l Sisa mural batik yang tersisa di lokasi kebakaran di kampung Bali Matraman. Dahulu kampung ini terkenal dengan mural warna-warni yang menjadi ciri khasnya

A   A   A   Pengaturan Font

Jalan kecil yang hanya bisa dilewati satu motor bebek pada siang itu, terlihat ramai dengan lalu-lalang anak-anak kecil yang bermain.

Jika jalan sedikit ke depan, pemandangan itu nampak kontras dengan aktivitas petugas berseragam jingga yang tengah mengangkut barang-barang gosong sisa terbakar.

Tempat para petugas dan warga memungut barang-barang yang sudah tidak dapat dipakai itu pun memiliki dominasi warna yang sama, kelam dan kelabu.

Kelam, warna barang-barang yang telah gosong dimakan api dan putih, warna dari abu sisa kebakaran.

"Dulu rumah di sini warna-warni, sekarang sudah seperti ini, hilang," ujar seorang warga yang meninjau lokasi kebakaran, Sapto, sambil sesekali mengusap peluh yang membasahi keningnya.

Kisah itu lalu mengantarkan langkahnya menuju salah satu posko dapur umum yang letaknya tak jauh dari lokasi kebakaran hebat tersebut. Tepat di depan posko itu, sebuah tembok bercorak berdiri kokoh dan menjadi kontras dari sisa-sisa puing di belakangnya.

"Ini salah satu mural yang tidak kena api waktu itu," ujar Acang, seorang korban dan penggagas komunitas mural di RW 07 Kampung Bali Matraman, Kelurahan Manggarai, Jakarta Selatan itu.

Tembok yang didominasi warna merah dan simbol-simbol keragaman budaya Indonesia itu merupakan satu dari banyak coretan Acang dan kawan-kawannya. Itu dilakukannya untuk menjadikan kediaman mereka sebuah ikon kampung di ibu kota.

Melukis Batik

Acang memiliki gagasan untuk membuat mural di kampungnya sekitar tahun 2016 lalu. Dengan latar belakangnya sebagai seorang pelukis yang akrab dengan rona dan corak, ia kemudian tergerak untuk memperindah kampung padat penduduk dan dikenal kumuh pada tahun tersebut.

"Awalnya didasari rasa bosan, lihat kampung kenapa suram banget. Terus saya kepikiran, kenapa enggak dilukis saja, biar lebih indah," kenangnya.

Membutuhkan waktu yang tidak singkat bagi Acang untuk memulai ide melukis lukisan corak batik di tembok-tembok kampungnya menjadi kenyataan. Generasi muda di kampungnya sangat kompak untuk membantu satu sama lain guna memperindah kampung dengan berbagai motif batik seperti Mega Mendung, Parang Kusumo, Gunungan dan lain sebagainya.

Pihak kelurahan memberikan dukungan penuh terkait dengan kegiatan mural batik di RW 07 ini. Pembuatan mural sekaligus melaksanakan instruksi gubernur untuk menata kampung kumuh menjadi lebih berwarna dan indah.

Kebakaran hebat yang menghabiskan rumah-rumah di enam RT, RW 07, Kelurahan Manggarai, menghilangkan corak-corak batik aneka warna yang pernah menghiasi tembok-tembok pemukiman warga.

Warna-warni itu seketika hilang dan tidak bisa diselamatkan. Sejauh mata memandang, hanya terdapat beberapa mural yang masih ada dan tidak terkena dampak dari peristiwa itu.

"Acang optimistis bahwa ia, komunitas mural dan juga warga korban kebakaran Tebet ini segera bangkit dan mengindahkan kampung mereka kembali--mengubah kepingan dan puing kelabu itu menjadi corak batik warna-warni. Ant/P-6

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top