Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Singapura Perketat Kebijakan Moneter

Foto : ANTARA/REUTERS/Edgar Su/File Foto

Logo Otoritas Moneter Singapura (MAS) terlihat di gedungnya di Singapura dalam foto arsip 21 Februari 2013 ini.

A   A   A   Pengaturan Font

Singapura - Bank sentral Singapura secara tak terduga memperketat kebijakan moneternya, Kamis (14/10), meluncurkan langkah pertamanya dalam tiga tahun, di tengah meningkatnya tekanan biaya yang disebabkan oleh kendala pasokan dan pemulihan ekonomi global.

Negara kota itu bergabung dengan sekelompok ekonomi global yang telah mulai menarik kembali stimulus moneter era pandemi yang berat, karena ancaman inflasi lebih besar daripada risiko pertumbuhan yang ditimbulkan oleh virus korona.

Bank sentral, yang mengelola kebijakannya melalui pengaturan nilai tukar, mengatakan akan sedikit menaikkan kemiringan pita kebijakan mata uangnya, dari nol persen sebelumnya.

Ekonom Senior DBS, Irvin Seah, mengatakan, langkah itu merupakan hasil dari pertumbuhan dan inflasi yang muncul dari situasi resesi.

"Ini adalah kalibrasi ulang agar sejalan dengan fundamental ekonomi dan saya tidak memperkirakan pengetatan lebih lanjut kecuali kita melihat risiko kenaikan dalam pertumbuhan dan inflasi," katanya.

Singapura, yang pulih dari rekor resesi tahun lalu yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, mulai membuka kembali perbatasannya dengan 84 persen populasinya divaksinasi penuh terhadap virus tersebut. Ekonomi diperkirakan tumbuh 6-7 persen tahun ini.

Hanya dua lembaga keuangan, termasuk DBS, yang memperkirakan pengetatan, dengan 11 lainnya memperkirakan Otoritas Moneter Singapura (MAS) akan tetap bertahan, dalam jajak pendapat Reuters.

Alih-alih menggunakan suku bunga, MAS mengelola kebijakan moneter dengan membiarkan dollar Singapura naik atau turun terhadap mata uang mitra dagang utamanya dalam kisaran yang dirahasiakan.

MAS menyesuaikan kebijakannya melalui tiga tuas: kemiringan, titik tengah, dan lebar pita kebijakan, yang dikenal sebagai Nominal Effective Exchange Rate (Nilai Tukar Efektif Nominal) atau S$NEER. MAS menyatakan lebar pita dan tingkat titik tengahnya tidak akan berubah.

"Jalur apresiasi untuk pita kebijakan S$NEER ini akan memastikan stabilitas harga dalam jangka menengah sambil mengakui risiko terhadap pemulihan ekonomi," kata MAS dalam pernyataannya.

Bank sentral Singapura memperkirakan pertumbuhan akan kembali mendekati potensinya tahun depan, terlepas dari guncangan seperti kebangkitan virus atau kemunduran dalam pembukaan kembali ekonomi.

Baca Juga :
Catatan Inflasi

Dikatakan inflasi inti, ukuran harga yang disukai bank sentral, diperkirakan akan naik menjadi 1-2 persen tahun depan, dan hampir 2,0 persen dalam jangka menengah.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top