Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kemudahan Berbisnis

Singapura Jadi Magnet Perusahaan-perusahaan Terkemuka

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

SINGAPURA - James Dyson, pemilik perusahaan elektronik terkemuka asal Inggris dengan label Dyson, mengeluarkan keputusan mengejutkan. Dia akan memindahkan markas perusahaannya ke pusat bisnis di Singapura. Dyson bukan perusahaan pertama yang menuntut iklim ramah bisnis, bahkan di luar risiko politik negara dan pajak yang menguntungkan.

Peringkat tinggi yang konsisten dalam hal keterampilan, inovasi dan daya saing, membuat Singapura tersebut dibutuhkan untuk bisnis. Menurut perusahaan penasihat keuangan KPMG LLP, yang dikutip Bloomberg, Rabu (23/1), Singapura adalah salah satu negara dengan kebijakan pajak paling ramah bisnis di dunia, yakni hanya mematok 17 persen untuk pajak perusahaan, dan 22 persen untuk pajak perorangan, mengalahkan rata-rata pajak di seluruh dunia.

Sesungguhnya, pemerintah Singapura secara perlahan menaikkan pajak untuk mengatasi persoalan anggaran belanja jangka panjang di negara itu. Namun, Singapura tetap berusaha menjaga daya saing iklim bisnis negara itu. Tahun lalu, Menteri Keuangan Singapura, Heng Swee Keat, mengumumkan rencana kenaikan pajak barang dan jasa serta bea masuk properti.

Pada saat yang sama, pemerintah menawarkan perpanjangan rabat pajak penghasilan badan dan lebih banyak dukungan untuk proyek-proyek penelitian. Sebagai salah satu anggota dari 11 negara pakta perdagangan Pasifik, Singapura memiliki akses perdagangan khusus ke sejumlah negara seperti Jepang, Kanada, dan Meksiko.

Menurut data dari Asian Development Bank, Singapura memiliki 22 perjanjian perdagangan bebas yang efektif berlaku mulai 2017, dan termasuk di antara sedikit negara di kawasan Asia Tenggara yang memiliki kesepakatan FTA dengan AS dan Tiongkok. Menjelang pemilu di negara itu, pelaksanaan jajak pendapat menyedot perhatian investor, sama halnya dengan pemilihan umum di kawasan lainnya.

Partai Aksi Rakyat yang berkuasa sejak kemerdekaan dilaporkan sedang mempersiapkan estafet kepemimpinan. "Politik memang mempengaruhi bisnis dan risiko negara, tapi Singapura masih dalam kategori paling aman," kata analisis perdagangan Coface SA. Singapura secara konsisten berada di peringkat teratas dalam Indeks Kemudahan Berbisnis dari Bank Dunia.

Negara itu menempati posisi pertama untuk menjalankan kesepakatan bisnis, peringkat tiga untuk memulai bisnis. Singapura juga mempertahankan posisi 10 besar dalam Indeks Inovasi Bloomberg 2019, yang memberi penilaian menggunakan tujuh kriteria, termasuk belanja penelitian dan pengembangan, kemampuan manufaktur, dan konsentrasi perusahaan publik berteknologi tinggi.

Sebagai salah satu ekonomi yang paling bergantung dengan impor, Singapura tidak kebal terhadap ancaman global. Namun, negara itu sangat dirugikan oleh ketegangan perdagangan antara AS dengan Tiongkok, dan gelombang perlambatan ekonomi dunia. Tantangan juga muncul dari mayoritas populasi penduduk yang didominasi kaum tua, minim keterampilan, biaya hidup tinggi, dan pelarangan aktivitas guy.

bloomberg/SB/AR-2

Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top