Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Singapura dan Indonesia Mengajukan Permohonan kepada ICAO untuk Penataan Kembali Wilayah Udara

Foto : Istimewa

Perdana Menteri, Lee Hsien Loong bersama Presiden Joko Widodo pada Retret Pemimpin Indonesia-Singapura, di Istana Kepresidenan Singapura, Kamis (16/3).

A   A   A   Pengaturan Font

SINGAPURA - Singapura dan Indonesia pada Kamis (16/3) mengumumkan telahbersama-sama mengajukan permohonan kepada Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (Civil Aviation Organisation/ICAO) untuk menyetujui penataan kembali batas penerbangan kedua negara.

Didampingi Presiden Joko Widodo pada konferensi pers bersama, Perdana Menteri Lee Hsien Loong mengatakan Singapura berharap dapat bekerja sama dengan Indonesia untuk menyelesaikan langkah selanjutnya dalam perjanjian pengelolaan wilayah udara, salah satu dari tiga perjanjian yang ditandatangani kedua pemimpin pada tahun 2022.

Dilansir oleh The Straits Times, perjanjian wilayah udara, bersama dengan perjanjian kerja sama pertahanan dan ekstradisi buronan, secara bersama-sama berada di bawah kerangka kerja yang diperluas yang ditandatangani oleh PM Lee dan Jokowi, ketika mereka bertemu di Bintan, Indonesia pada Januari 2022.

Menurut Lee, tiga kesepakatan tentang masalah yang sudah berlangsung lama ini akan membawa manfaat yang langgeng bagi kedua belah pihak.

"Hasil yang sukses mencerminkan hubungan bilateral kami yang kuat, dan menunjukkan bahwa Singapura dan Indonesia dapat memperoleh keuntungan bersama yang besar melalui keterlibatan yang terbuka dan konstruktif," ujarnya pada retret para pemimpin tahun ini, yang diadakan di Singapura.

Pekan lalu, kedua negara meminta persetujuan dari ICAO untuk mengimplementasikan pengaturan di bawah perjanjian wilayah informasi penerbangan. Setelah ICAO menyetujui penataan kembali, kedua negara akan menetapkan tanggal berlakunya ketiga perjanjian secara bersamaan.

Pada kesempatan yang sama, Singapura dan Indonesia juga menandatangani serangkaian perjanjian untuk bekerja sama di berbagai bidang seperti pengembangan energi, keberlanjutan, kesehatan, dan sumber daya manusia.

Di antara perjanjian tersebut adalah salah satunya akan membentuk Singapore-Indonesia Tech-X Program bagi para profesional teknologi muda dari Singapura dan Indonesia untuk bekerja di negara masing-masing hingga satu tahun.

Kerja sama ini akan menguntungkan para profesional berusia di bawah 30 tahun yang lulus dari salah satu dari enam universitas otonom di Singapura, dan mereka yang berasal dari 11 universitas di Indonesia, seperti Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung.

Kesepakatan lain mengikat kedua negara untuk mengerjakan proyek perdagangan listrik lintas batas, dan memfasilitasi investasi di Indonesia dalam manufaktur energi terbarukan, seperti produksi sel surya dan sistem penyimpanan energi baterai.

Secara keseluruhan, enam perjanjian ditandatangani antara pemerintah kedua negara. Mereka mencakup bidang-bidang yang muncul seperti ekonomi digital, keberlanjutan dan pengembangan sumber daya manusia, dan bidang-bidang tradisional seperti keamanan, kesehatan, dan keuangan.

Selain itu juga disepakati pembaruan bersama tentang kerja sama pertahanan antara kedua negara.

Retret keenam antara kedua pemimpin itu dimulai dengan upacara khusus penyambutan Jokowi di Istana.

Sekelompok tujuh pemain terompet dari Singapore Armed Forces Central Band memainkan Fanfare For A Dignified Occasion, oleh komposer Arthur Bliss, pada saat kedatangan Presiden Indonesia pada pukul 11.00.

Kedua pemimpin didampingi oleh anggota Kabinet mereka. Jokowi didampingi delegasi tingkat tinggi yang terdiri dari menteri dan pejabat tingkat menteri, sementara delegasi PM Lee yang terdiri dari 10 menteri termasuk Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Lawrence Wong dan Menteri Senior dan Menteri Koordinator Keamanan Nasional Teo Chee Hean.

Dalam pertemuannya, PM Lee dan Jokowi membahas perkembangan regional.

PM Lee mengatakan telah meyakinkan Jokowi tentang dukungan penuh Singapura untuk kepemimpinan Asean Indonesia dan prioritasnya sebagai ketuaPerhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/Asean).

"Kami menyesalkan kurangnya kemajuan dalam lima poin konsensus Asean mengenai situasi di Myanmar," kata Lee.

"Singapura akan terus bekerja sama dengan Indonesia dan anggota Asean, ditambah mitra Asean seperti PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), untuk mendorong implementasi penuh dari konsensus lima poin," tutupnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top