Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hubungan Bilateral

Singapura Berkomitmen Menambah Investasi ke Indonesia

Foto : Sumber: BKPM – Litbang KJ/and - KJ/ONES
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah Singapura berkomitmen menambah investasi ke Indonesia setelah disahkannya UU Cipta Kerja. Komitmen peningkatan investasi itu dalam bentuk Penanaman Modal Asing Langsung (PMA) atau Foreign Direct Investment (FDI).

Hal itu diungkapkan Deputi Perdana Menteri Singapura, Heng Swee Keat, dari Singapura, Jumat (12/3), dalam pertemuan bilateral antara Indonesia dan Singapura yang dilakukan secara daring.

Pertemuan tersebut dihadiri Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Deputi Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat, Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar, dan Duta Besar Indonesia untuk Singapura Suryopratomo.

Menurut Keat, pemerintah Indonesia dan Singapura berkomitmen untuk melanjutkan penguatan kerja sama ekonomi bilateral.

Keat menyampaikan apresiasinya terhadap komitmen Indonesia untuk membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat dengan menarik investasi dari dalam maupun luar negeri melalui pengesahan UU Cipta Kerja dan peraturan turunannya.

"Kami akan mendatangkan lebih banyak investasi Singapura ke Indonesia dalam bentuk FDI, sehingga lebih berkualitas dan berkesinambungan," kata Keat.

Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam kesempatan itu mengapresiasi komitmen investasi Singapura ke Indonesia. Pada 2020 lalu, investasi Singapura mencapai 9,8 miliar dollar AS atau meningkat 34 persen dibandingkan investasi Singapura pada 2019.

"Investasi Singapura tahun lalu mencapai rekor tertinggi dalam enam tahun terakhir, dan ini menunjukkan hubungan yang sangat baik antara kedua negara," kata Airlangga.

Tiga Jembatan

Secara garis besar, pertemuan bilateral tersebut, jelas Menko, membahas tiga jembatan yang diharapkan dapat mempererat hubungan bilateral sekaligus memperkokoh eksistensi kedua negara di kawasan Asean dan internasional.

Ketiga jembatan dimaksud adalah jembatan digital, jembatan infrastruktur, dan jembatan travel bubble. Jembatan digital Indonesia dan Singapura diharapkan dapat terwujud dengan keberadaan Batam sebagai pusat pengembangan data center dan pusat pengembangan industri digital di Indonesia.

Sebagaimana diketahui, pada tanggal 2 Maret 2021 yang lalu, telah diresmikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park di Batam. KEK Nongsa Digital Park diharapkan akan menjadi entry point bagi perusahaan teknologi informasi internasional dari Singapura dan mancanegara. "KEK Nongsa Digital Park ini diharapkan dapat menghemat devisa negara dalam bisnis digital 20-30 triliun rupiah per tahun dengan kontribusi terbesar dari sektor data center dan pendidikan internasional," kata Airlangga.

Untuk jembatan infrastruktur akan dimulai dengan pembangunan jembatan Batam-Bintan atau jembatan Babin sepanjang 6,4 kilometer pada 2022 dengan row jalan 100 meter dan dibagi dalam tiga trase, yaitu trase Pulau Batam, trase Pulau Tanjungsauh, dan trase Pulau Bintan.

Jembatan itu diharapkan memudahkan pelaku usaha di Bintan mengirim produk pertaniannya ke Batam untuk selanjutnya di ekspor ke Singapura atau ke negara lain.

Jembatan Babin sekaligus akan meningkatkan konektivitas dari Bintan dan Batam ke Singapura dan sebaliknya, sehingga membantu sektor pariwisata melalui jembatan travel bubble. n bud/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top