Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Dampak Wabah

Sinergi untuk Sukseskan Vaksin Merah Putih

Foto : ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak

Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif BPOM Maya Agustina Andarini pada Webinar Ketahanan Kesehatan Nasional: Pengembangan Vaksin Merah Putih di Jakarta, Rabu (16/3).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kolaborasi dan sinergi triple helix menjadi salah satu kunci penting menyukseskan pengembangan vaksin Merah Putih untuk Covid-19 di tengah keterbatasan sumber daya. Kampus tidak bisa berjalan sendiri tanpa ada bantuan Kementerian Kesehatan, BPOM, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

"Kami terus terang pinjam kromatografi ke Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang sudah terintegrasi ke BRIN," kata Ketua Pengembangan Vaksin Covid-19 Universitas Airlangga (Unair), Fedik Abdul Rantam, dalam webinar dengan tema Ketahanan Kesehatan Nasional: Pengembangan Vaksin Merah Putih, di Jakarta, Rabu (16/3).

Fedik menuturkan ketersediaan sarana dan prasarana yang kurang memadai untuk proses pengembangan bibit vaksin menjadi hambatan yang luar biasa seperti yang terjadi pada riset bibit vaksin Covid-19 yang dikembangkan Unair. Ia dan tim berkoordinasi dengan sejumlah pihak dan meminjam alat ke institusi lain.

Menurut dia, triple helix menjadi kunci penting untuk percepatan pengembangan vaksin Merah Putih, dibarengi dengan komitmen tinggi dan saling menghormati di setiap pemangku kepentingan termasuk peneliti/perguruan tinggi, pemerintah dan industri.

Ia mengatakan pengembangan vaksin Unair dari awal, lanjut ke uji klinis, dan berbagai proses ke depannya hingga nantinya vaksin bisa mendapatkan izin penggunaan darurat juga tidak terlepas dari bantuan pendampingan dari BPOM.

Dengan demikian, tahapan pengembangan dan hilirisasi vaksin bisa terus berjalan sesuai dengan target dan memenuhi standar dan regulasi yang berlaku. "Kami mengapresiasi komitmen pemerintah yang tetap memegang teguh keputusan untuk mendukung pengembangan vaksin Merah Putih secara mandiri," katanya.

Sementara Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif BPOM, Maya Agustina Andarini, mengatakan kolaborasi, komunikasi, dan diskusi yang intens antar pemangku kepentingan penting dimulai sejak awal merancang vaksin hingga nanti mendapatkan izin penggunaan darurat.

Cegah Kegagalan
Sinergi dan kolaborasi yang kuat dalam triple helix akan mencegah kegagalan hilirisasi produk riset dan pengembangan atau valley of death, sehingga produk riset yang dikembangkan para peneliti nantinya bisa komersial dan menjawab kebutuhan masyarakat.

Maya mengatakan BPOM akan memastikan dan mengawal pengembangan vaksin Merah Putih agar berkualitas baik, aman, berkhasiat, bermutu serta berdaya saing. "BPOM melakukan pengawalan khasiat, keamanan dan mutu dari vaksin," kata Maya.

BPOM berkomitmen melakukan pendampingan terhadap produksi vaksin dalam negeri untuk vaksin apapun, termasuk vaksin Covid-19 karena vaksin mandiri sangat penting untuk menjawab kebutuhan bangsa dan menghentikan ketergantungan terhadap pihak luar sebagai pemasok vaksin.

"Kita ingin vaksin yang diproduksi di Indonesia itu menjadi berkualitas baik dan bisa juga dimanfaatkan oleh negara-negara lain," tutur Maya.

Jika Indonesia mampu membuat vaksin Covid-19 sendiri maka Indonesia dapat menjadi rujukan bagi negara lain dalam riset dan pengembangan vaksin hingga vaksin dapat digunakan di tengah masyarakat.

"Karena ada pandemi ini, semua menjadi tergugah bahwa kita harus mandiri di bidang vaksin dan kami tentu saja sangat mendukung," ujar Maya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top