Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pilpres 2019 - Jawa Timur dan Jawa Tengah Kunci Kemenangan Pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin

Sinergi NU-PDIP Penentu Kemenangan Jokowi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA-Pasangan Jokowi- KH Ma'ruf Amin menang cukup telak di Jawa Tengah dan Jawa Timur dalam pemilihan presiden 2019. Perolehan suara Jokowi dan KH Ma'ruf cukup signifikan di lumbung suara besar tersebut. Salah satu faktor penentu kemenangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 ini adalah karena Nahdlatul Ulama dan simpatisan banteng cukup solid di dua provinsi tersebut. Peneliti senior Habibie Center Bawono Kumoro, mengatakan itu di Jakarta, Minggu (12/5). Menurut Bawono, selama ini Jateng dan Jatim adalah basis bagi massa banteng dan NU.

Dan, dalam pemilihan presiden 2019, tokoh atau figur yang punya pengaruh di Jateng dan Jatim, rata-rata mendukung Jokowi-KH Ma'ruf. Sebut saja, Ganjar Pranowo Gubernur Jateng atau Khofifah Indar Parawansa, Saifullah Yusuf dan para kyai berpengaruh di Jatim. Ditambah, Soekarwo mantan Gubernur Jateng pun, terang-terangan mendukung Jokowi, meski partainya, Partai Demokrat secara resmi mendukung Prabowo- Sandiaga Uno, rival Jokowi-KH Ma'ruf Amin di pilpres 2019. Ini menjadi salah satu faktor kemenangan Jokowi di provinsi gemuk suara tersebut. "Misal Jateng selama ini memang dikenal lama sebagai kandang banteng dan NU," katanya.

Memang kata Bawono, saat Pilkada Jateng tahun lalu sempat ada kejutan, ketika pasangan calon yang diusung oleh Partai Gerindra dan PKB, Sudirman Said-Ida Fauziah kalah cukup tipis dari jagoan PDIP dan PPP, Ganjar Pranowo- Taj Yasin.

Tapi, suara besar Sudirman dan Ida, lebih banyak disumbang oleh PKB atau dari kalangan Nahdliyyin. Namun dalam pilpres 2019, PKB kembali mendukung Jokowi. Ini yang membuat suara Nahdliyyin kembali direbut Jokowi. Ditambah suara dari simpatisan banteng yang tetap solid di Jateng. Maka tak heran, gabungan suara Nahdliyyin dan banteng ini membuat Jokowi menang besar di Jateng.

"Kini di pilpres tahun 2019 ketika PKB berada di koalisi Jokowi-Maruf Amin hal mengejutkan itu tidak lagi terjadi. Alih-alih mengejutkan justru kekalahan pasangan calon Prabowo Subianto- Sandiaga Uno telak di Jawa Tengah. Bahkan di kabupaten dan kota dimana Sudirman Said-Ida Fauziah dulu menang seperti di Tegal. Ini karena Nahdliyyin dan banteng kembali bersatu," katanya. Begitu juga di Jatim, kata Bawono. Tokoh atau figur yang punya pengaruh di kalangan Nahdliyyin dan nasionalis rata-rata mendukung Jokowi. Ditambah lagi wakil Jokowi adalah seorang kyai dari NU.

Maka, kembali NU dan PDIP bersatu. Ini yang membuat Prabowo dan Sandiaga tak berkutik di Jatim. "Kemenangan cukup signifikan Jokowi-Ma'ruf Amin di Jatim juga karena ada kontribusi mesin politik PKB dan PDIP sebagai basis politik utama pasangan calon ini. Sebagaimana juga di Jateng PDIP dan PKB merupakan dua partai dominan di Jatim," ujarnya. Jadi kata Bawono, basis kuat kedua partai ini di Jateng dan Jatim menjadi penentu kemenangan cukup telak pasangan calon 01 di kedua provinsi tersebut. Ditambah memang, para tokoh berpengaruh di Jatim, dukungannya untuk Jokowi. "Bisa dikatakan Jateng dan Jatim ini penentu kemenangan Jokowi di pilpres 2019," ujarnya.

Rekapitulasi Jatim-Jateng

Proses rekapitulasi suara Pemilu 2019 tingkat provinsi Jawa Timur telah rampung. Hasilnya, paslon nomor 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul atas paslon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Dalam perolehan suara di Jatim, paslon 01 mendapat suara sebesar 16.231.668 dengan presentase 65,7 persen.

Sementara paslon 02 mendapat 8.441.247 dengan presentase 34,3 persen Total suara di Jatim mencapai 25.511.241 pemilih, dengan suara tidak sah sebesar 838.326. Sementara untuk total perolehan suara pilpres di Jateng yaitu 21.769.958 suara dengan rincian paslon 01, Jokowi-Ma'ruf sebanyak 16.825.511 suara atau 77,29 persen dan paslon 02, Prabowo- Sandiaga sebanyak 4.944.447 suara atau 22,71 persen. ags/AR-3

Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top