Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hubungan Bilateral

Sikap Trump Melunak Jelang Bertemu Kim

Foto : AFP/ JEWEL SAMAD

SAMBUT KIM DAN TRUMP - Pekerja membuat bendera Korea Utara dan Amerika Serikat dari bunga-bunga kertas di Hanoi, Senin (25/2). Bunga kertas bendera Korut dan AS itu di buat dalam rangka menyambut kedatangan Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Vietnam. Kedua pemimpin itu akan bertemu pada Rabu dan Kamis, 28 Februari 2019

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON DC - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memperlihatkan sikap melunak menjelang pertemuan keduanya dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un. Bagi Trump, selama Pyongyang tidak melakukan uji coba senjatanya, maka bukan perkara untuknya.

Trump mengatakan pada pertemuan kedua ini pihaknya tidak tergesa-gesa untuk mengunci sebuah kesepakatan nuklir dengan Kim Jong-un. Dia pun telah melihat sebuah perkembangan yang sangat bagus dari pertemuan pertama yang dilakukan pada 12 Juni 2018.

"Saya tidak akan tergesa-gesa. Saya tidak suka memburu-buru siapa pun. Saya cuma tidak mau ada uji coba senjata. Selama tidak ada uji coba senjata, saya baik-baik saja," kata Trump, Minggu (24/2) waktu setempat.

Korea Utara terakhir kali melakukan uji coba pada senjata nuklir pada September 2017. Uji coba itu adalah yang keenam kali dilakukan Pyongyang, sedangkan uji coba senjata rudal balistik lintas benua dilakukan pada November 2017.

Pemerintahan Trump telah menekan Korea Utara agar menghentikan program pengembangan senjata nuklirnya, yang menggabungkan dengan kemampuan rudalnya, di antara tekanan yang diberikan adalah penjatuhan sanksi ekonomi.

Namun dalam beberapa hari terakhir, Trump telah memberikan sinyalemen untuk mengambil sikap melunak. Dia mengatakan siap menghapuskan sanksi-sanksi pada Korea Utara jika ada kemajuan yang signifikan dalam upaya denuklirisasi.

Menteri Luar Negeri Russia, Sergei Lavrov, mengatakan Amerika Serikat telah meminta nasihat dari Russia dalam mengatasi isu dengan Korea Utara ini. Sayangnya, Lavrov menyebut tidak ada solusi cepat untuk meredakan ketegangan di Semenanjung Korea.

Pertemuan kedua Trump dan Kim Jong-un akan dilakukan pada Rabu dan Kamis, 28 Februari 2019, di Kota Hanoi, Vietnam. Pertemuan ini digelar delapan bulan setelah pertemuan pertama keduanya diselenggarakan di Singapura.

Sementara itu, Kantor Kepresidenan Korea Selatan mengharapkan AS dan Korea Utara setuju mengakhiri Perang Korea 1950-1953 selama pertemuan Kim Jong-un dan Donald Trump, di Vietnam.

"Ada kemungkinan mengarah ke sana (Deklarasi Perdamaian)," kata Juru Bicara Kepresidenan Korsel, Kim Eui-kyeom.

"Tidak ada yang tahu seperti apa deklarasi tersebut akan dilakukan, namun saya percaya AS dan Korea Utara mungkin akan mencapai kesepakatan," tambahnya.

Oktober tahun lalu, Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, pernah mengatakan bahwa pernyataan berakhirnya perang oleh AS dan Korea Utara hanya masalah waktu. Dengan kata lain, Presiden Moon meyakini hal itu pasti akan terjadi, meski waktunya belum diketahui.

Perang Korea yang terjadi pada 1950 antara Korea Utara, yang didukung komunis Tiongkok, dengan Selatan yang dibantu Amerika Serikat, berakhir dengan perjanjian gencatan senjata pada 1953, menjadikan kedua negara secara teknis masih berperang. Kesepakatan damai bisa tercapai apabila ditandatangani oleh seluruh pihak yang terlibat, yakni dua Korea, bersama AS dan Tiongkok. AFP/ang/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top