Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Siasat Petani Muda Sriharjo Atasi Keterbatasan Lahan Pertanian

Foto : EKO S PUTRO

BUKIT PERTANIAN I Dari kiri, Kepala Desa Sriharjo, Titik Istiyawatun, Profesor Sigit Supadmo Arif, dan Ketua Taruna Tani, Anton dengan latar belakang spot utama wisata desa Srikeminut (Sriharjo, Kedungmiri, Wunut), Imogiri, Bantul, DIY berupa bukit pertanian kuno dengan sistem terasering yang mengagumkan.

A   A   A   Pengaturan Font

Sebaliknya, memilih bertahan di desa, mereka harus menghadapi kendala sempitnya lahan dan minimnya perputaran uang. Maka, tidak ada cara lain bagaimana bisa mengenalkan mereka pada teknologi tepat guna yang efisien sekaligus memacu kreatif penjualannya. Mereka bisa bercocok tanam sayuran tumpang sari, beternak kambing, kolam lele, dan juga terlibat di pariwisata.

"Menjual produk ini kunci yang bisa dikuasai anak-anak muda. Lewat digital, mereka bisa menjual sayur lebih mahal, begitu pula kepada para wisatawan yang memadati desa ini tiap akhir pekan," jelas Sigit.

Beruntung, Desa Sriharjo memiliki Anton, pemuda 31 tahun yang menjadi penggerak utama Taruna Tani Hijaunya Cinta. Anton sangat fasih bercerita kenyataan apa yang harus ia taklukkan.

Desa Sriharjo, jelasnya, dikepung Bukit Sriharjo dan Bukit Selopamioro yang didiami ribuan kera ekor panjang. Di antara bukit mengalir Sungai Oya yang indah sekali, namun menyimpan bahaya banjir bandang.

"Selain seperti kata Bu Kades, kami petani juga menghadapi tantangan serangan kera ekor panjang di musim kemarau dan produk impor, beruntung punya alam yang sangat indah," jelas Anton.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top