![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Setelah Berhasil Serang PLTN Chernobyl Material Nuklir Berbahayanya Dicuri, Para Pakar Sebut akan Terjadi Hal Ini
Foto: IstimewaPembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl jadi target serangan oleh pasukan Rusia dan mengambil material nuklir dari laboratorium dekat pembangkit itu. Terdapat material yang dapat digunakan untuk membuat bom berukuran kecil untuk melakukan aksi teror.
Kejadian pencurian material nuklir atau material radioaktif terjadi selama kekacauan akibat invasi Rusia ke Ukraina.
Keterangan Anatolii Nosovskyi, direktur Institute for Safety Problems of Nuclear Power Plants (ISPNPP) di Kyiv, sejumlah pencuri mengambil sisa-sisa limbah radioaktif.
Dalam kajian diskursus, material tersebut dapat digunakan untuk membuat bom, melalui penggabungan bahan radioaktif dengan bahan peledak konvensional.
Catatan tentang pencurian material nuklir pertama kali dilaporkan Science pada Jumat (25/3).
Selanjutnya seorang ilmuwan yang bekerja untuk Institut Masalah Keamanan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Ukraina (ISPNPP) secara anonim mengkonfirmasi kejadian itu ke New Scientist.
Dirinya mengatakan, bahan radioaktif kemungkinan dicuri dari laboratorium pemantauan radiasi di Kota Chernobyl yang sebagian besar sudah ditinggalkan.
Para pencuri dilaporkan mengambil sampel isotop radioaktif yang umumnya digunakan untuk kalibrasi instrumen. Mereka juga mengambil sampel limbah radioaktif dari bencana nuklir 1986.
Science menyebutkan, komunikasi dengan sejumlah laboratorium yang menampung sumber radiasi gamma dan neutron kuat telah terputus selama invasi Rusia ke Ukraina, sehingga ada kemungkinan material di tempat itu juga dicuri.
Namun begitu, Bruno Merk dari Universitas Liverpool, Inggris, menyebutkan tidak perlu khawatir atas pencurian material karena material itu tidak cocok untuk dijadikan bom atau senjata nuklir.
Sedangkan bom nuklir akan membutuhkan plutonium atau uranium, dan kandungan tersebut tidak ada pada material yang dicuri.
Lanjutnya Merk juga mengatakan material yang ada di laboratorium dan kantor sekitar Chernobyl tidak lebih berbahaya dibandingkan material yang digunakan di peralatan medis.
"Ada begitu banyak sumber radioaktif di seluruh dunia. Jika seseorang ingin mendapatkan ini, ada cara yang lebih mudah. Sumber radioaktif ini bisa Anda curi di setiap rumah sakit. Akan selalu ada kemungkinan bagi seseorang untuk menyelinap masuk dan mencuri sesuatu. Saya tidak melihat risikonya lebih tinggi daripada sebelum Rusia menyerbu," katanya.
Redaktur: Fiter Bagus
Penulis: Zulfikar Ali Husen
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 PLN UP3 Kotamobagu Tanam Ratusan Pohon untuk Kelestarian Lingkungan
- 2 Belinda Bencic Raih Gelar Pertama
- 3 Ada Efisiensi Anggaran, BKPM Tetap Lakukan Promosi Investasi di IKN
- 4 Regulasi Pasti, Investasi Bersemi! Apindo Desak Langkah Konkret Pemerintah
- 5 Bursa Makin Bergairah! 15 Juta Investor Ramaikan Pasar Modal Indonesia
Berita Terkini
-
Kemenperin Minta Aparat Beri Kepastian Hukum Investasi di Indonesia
-
Google Resmi Mengubah Teluk Meksiko jadi Teluk Amerika Bagi Pengguna di AS
-
Inflasi Rendah Belum Tentu Hasilkan Pertumbuhan Berkualitas
-
Wamendagri Tegaskan Retret Kepala Daerah Sudah Rutin Dilakukan Sejak Lama
-
Wakil Ketua MPR Nilai Program CKG Tingkatkan Kualitas Kesehatan Masyarakat